Padang, Padangkita.com - Pengamat terorisme yang juga mantan Ketua Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatra Barat (Sumbar), Zaim Rais mengaku kaget dan bingung dengan adanya 391 pengikut Negara Islam Indonesia (NII) di Dharmasraya yang cabut baiat.
Sebelumnya, Polri menyampaikan, ada 1.125 anggota NII di Sumbar, tersebar di Dharmasraya dan Tanah Datar. Zaim menyampaikan, terlepas dari adanya ratusan pengikut NII yang cabut baiat, pernyataan Polri soal 1.125 anggota NII itu perlu diuji kebenarannya.
"Saya khawatir informasi soal adanya 1.125 anggota NII di Sumbar hanya menjadi statement tanpa didukung data yang valid secara ilmiah," ujarnya saat dihubungi Padangkita.com via telepon, Kamis (28/4/2022).
Bukan apa-apa, selama ini, Sumbar belum pernah memiliki trade record sebagai basis gerakan NII. Bahwa pada awal kemerdekaan di Sumbar muncul Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) itu bukan gerakan pemberontakan.
"PDRI adalah kepada perpanjangan tangan pemerintahan RI, sedangkan PRRI lebih kepada menuntut pada otonomi. Sumbar tidak pernah punya trade record, tidak punya sejarah, menjadi basis gerakan berbasis Islam. Meski dulu Masyumi pernah besar di Sumbar, tapi itu adalah nasionalis," jelasnya.
Zaim menyampaikan, ketika Polri menyampaikan pernyataan bahwa ada 1.125 anggota NII di Sumbar, dirinya pun kaget.
"Saya juga hampir menjalani semua daerah 19 kota/kabupaten. Selama ini tidak ada informasi bahwa di daerah tertentu ada basis gerakan semacam NII. Yang mungkin ada selama ini adalah HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Tapi HTI kan beda haluannya dengan NII," sebutnya.
Dia mengaku bertambah bingung ketika ada 391 pengikut NII yang menyatakan cabut baiat dan mengucapkan sumpah setia ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Jadi, soal 300-an orang yang narik baiat itu, tidak akan langsung begitu saja percaya. Karena apa? Kita harus bertolak data riil di lapangan itu sesungguhnya seperti apa," sampainya.
"Apa betul ada 1.125 orang itu? Siapa pimpinannya? Afiliasinya kemana? Siapa yang membawa? Dimana perkembangannya paling banyak? Apa saja aktivitasnya? Harus jelas. Sejauh ini baru sebatas pernyataan bahwa ada 1.125 anggota NII di Sumbar," imbuhnya.
Oleh karena itu, dia meminta Polri untuk menyampaikan data lebih lanjut terkait keberadaan ribuan anggota NII di Sumbar. Selain itu, dia juga mendorong pemerintah daerah untuk membentuk tim yang terdiri atas akademisi untuk melacak keberadaan anggota NII itu.
Baca Juga: Kapolda Sumbar Ultimatum Seluruh Pengikut NII Cabut Baiat Paling Lambat 20 Mei
"Meski demikian, saya tidak menolak kemungkinan adanya orang yang menjadikan Islam sebagai ideologi itu ada di mana saja. Kita kan sekarat didukung oleh teknologi informasi. Dengan itu, kontak dan komunikasi orang tidak lagi dibatasi oleh antar atau intra-provinsi, tapi bahkan bisa internasional," sebutnya. [fru]