Padang, Padangkita.com – UPT Pusat Bahasa Universitas Andalas (Unand) Padang akan menggelar studi pelacakan jejak (tracer study) alumni Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
Kegiatan itu akan dilaksanakan pada Sabtu (18/9/2021) pukul 19.00-21.00 WIB melalui aplikasi Zoom Meeting, dengan topik pembahasan “Kata Mereka tentang Peran Bahasa Indonesia di Mancanegara”.
Ketua Panitia Webinar UPT Pusat Bahasa Unand, Sulastri mengatakan, bahwa alumni BIPA Unand yang menjadi pembicara dalam kegiatan itu berasal dari Hongkong, Rumania, Thailand, dan Mesir.
Pembicara lainnya ialah Kepala UPT Pusat Bahasa Unand, Sawirman, yang menjadi pengajar BIPA di Polandia dalam program SAME BIPA Dikti.
Melalui program pelacakan studi alumni, pihaknya akan bertanya langsung kepada alumni BIPA Unand dan mendengar tentang manfaat kemampuan mereka berbahasa Indonesia di negara yang mereka tempati saat ini,
Salah satu contoh kasus, kata Sulastri, yaitu alumni BIPA di Mesir, Asmaa Sayed Abdelghany, pernah diminta bantuan sebagai penerjemah tenaga kerja wanita asal Indonesia yang bermasalah dengan hukum di Mesir.
“Tujuan tracer study ialah mengiklankan kita di negara mereka. Apa yang kita lakukan dulu dengan mengajari mereka sekarang kita petik buahnya. Kita mencoba bagaimana alumni BIPA mengiklankan Unand, bahasa Indonesia, dan pariwisata Sumatra Barat. Mereka semacam duta dan atase yang mengiklankan kita di negara mereka secara gratis,” ujar Sulastri melalui keterangan tertulisnya yang diterima Padangkita.com, Jumat (17/9/2021).
Sementara itu, Ketua Asosiasi Alumni SAME BIPA Dikti, Ermyna Seri, turut mengapresiasi Pusat Bahasa Unand yang mengadakan kegiatan survei alumni.
Menurutnya, dengan menyelenggarakan acara tersebut, Unand memberikan inspirasi bagi perguruan tinggi lain untuk melakukan hal yang sama.
Alumni BIPA, kata Ermyna, merupakan orang penting yang memainkan peran bahasa di mancanegara. “Mereka melakukan percepatan penyebaran bahasa Indonesia ke mancanegara. Setelah kembali, mereka menjadi corong kepentingan Indonesia di negara mereka. Selain itu, mereka dapat memberikan kontribusi, misalnya bekerja sama dengan lembaga di negara mereka. Hal itu bisa dimanfaatkan oleh KBRI dan KJRI,” ujar Ermyna.
Melalui peran alumni BIPA, ucap Ermyna, Indonesia bakal mendapatkan keuntungan dalam hal hubungan diplomasi, terutama diplomasi melalui bahasa. Dengan melakukan diplomasi seperti itu, Indonesia berkontribusi dalam perdamaian dunia.
Lalu, Kepala Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Aminudin Aziz, juga mendukung webinar internasional yang dilakukan Pusat Bahasa Unand.
Menuurt Amunudin, bahwa penyelenggaraan kegiatan seperti itu patut didukung untuk menjadi jalan mencapai tujuan internasionalisasi bahasa Indonesia. [rilis/zfk]