“Kehadiran investasi UEA di IKN akan menjadi simbol baru eratnya hubungan kedua negara. Saya berharap agar pembentukan pendanaan pembangunan IKN (IKN Fund) oleh INA dan pihak UEA dapat berjalan secara lancar,” ucap Puan.
“Sejalan dengan isu prioritas P20, saya berharap kerja sama Indonesia dan UEA juga berfokus pada sektor ekonomi hijau, seperti investasi dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan untuk transisi ekonomi. Hal ini berkesinambungan dengan komitmen bersama internasional mengatasi perubahan iklim,” lanjut dia.
Sementara itu di tingkat global, Puan berharap agar kerja sama Indonesia dan UEA semakin ditingkatkan. Seperti kerja sama dan kolaborasi antara Indonesia dan UEA untuk memperkuat multilateralisme (menolak unilateralisme) dan pendekatan kolaboratif dalam mengatasi masalah-masalah global.
Melalui fungsi pengawasan, DPR pun disebut akan mendorong Pemerintah menindaklanjuti hasil kunjungan Presiden RI ke UEA pada bulan Juni 2022. Puan merinci, mulai dari kelanjutan kerja sama penanganan perubahan iklim melalui proyek bersama pengembangan mangrove, penguatan kerja sama di bidang industri pertahanan, hingga peningkatan kerja sama di bidang pendidikan termasuk permintaan dukungan terhadap pendirian ‘School of Future Studies’ di Indonesia.
“Termasuk kerja sama dalam pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN). Melalui pertemuan ini. Saya berharap kerja sama yang telah terjalin antara kedua negara dapat berjalan lancar sehingga dapat membawa kemakmuran bagi kedua bangsa,” ungkapnya.
Pembicaraan soal IKN Nusantara juga turut dibahas dalam pertemuan bilateral antara Puan dengan Ketua DPR Australia, Milton Dick. Beberapa waktu lalu, pihak Australia menyatakan siap ikut serta dalam proyek pembangunan IKN Nusantara dengan infrastruktur ramah lingkungan.
“Saya menyambut baik pernyataan Australia yang siap bekerja sama dalam pengembangan Ibu Kota Nusantara dan mendorong implementasinya,” kata Puan.
Kepada Indonesia, Australia juga menawarkan program antisipasi perubahan iklim (climate change). Australia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese berharap bisa lebih mengeratkan kerja sama, khususnya antara Kalimantan Timur dan Australia.
“Saya mengapresiasi kunjungan kenegaraan perdana PM Australia Anthony Albanese ke Bogor dalam rangka Annual Leaders’ Meeting pada Juni 2022 lalu serta konfirmasi kehadiran PM Australia pada KTT G20 di Bali dan pemberian beasiswa di bidang prioritas G20,” ucap Puan.
Cucu Proklamator RI Bung Karno itu pun menyatakan kegembiraannya dengan hubungan bilateral Indonesia-Australia yang semakin kuat dan solid. Puan mengingatkan, Australia merupakan salah satu negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
“Kemitraan kedua negara terus diperkuat lagi sejak dideklarasikannya Indonesia-Australia sebagai mitra strategis pada Agustus 2018,” sebutnya.
Menurut Puan, penguatan hubungan bilateral kedua negara dapat dilakukan antara lain melalui penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada Maret 2019, penambahan kuota Working Holiday Visa menjadi 5.000 peserta per tahun. Termasuk penambahan dana senilai AUD 470 juta untuk program ODA serta dukungan terhadap program ketahanan pangan.
“Saya juga mengapresiasi dukungan pendanaan climate and infrastructure senilai AUD 200 juta sebagai bentuk tindak lanjut Australia-Indonesia Joint Statement on Cooperation on the Green Economy and Energy Transition,” papar Puan.