Selain di kawasan emplasemen perusahaan, sebelumnya PT Semen Padang juga telah menanam sekitar 4000 kaliandra merah di bekas reklamasi tambang batu kapur PT Semen Padang.
Bahkan, kaliandra merah di bekas reklamasi tambang itu sudah mulai dipanen.
"Panen perdana kaliandra merah di bekas reklamasi tambang batu kapur itu dilakukan Selasa kemarin. Rencananya pada bulan Juli mendatang atau dalam rangka HUT ke-65 Pengambilalihan Pabrik dari Tangan Belanda, kaliandra merah yang dipanen itu akan dimanfaatkan untuk mensubstitusi bahan bakar batubara untuk proses produksi semen," sambungnya.
Sebelumnya, Kepala UPT Perbaikan dan Pemeliharaan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PPNP), Auzia Asman, menyebut bahwa kaliandra merah merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi, baik bagi masyarakat dan industri, serta sangat baik untuk konservasi lingkungan (tanah dan air).
Kayu kaliandra, sebutnya, merupakan bahan biofuel yang bisa dijadikan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batubara.
Sebab, kaliandra merupakan sumber energi bisa diperbaharui, sedangkan batubara adalah energi fosil yang semakin hari jumlahnya semakin menipis.
Bagi industri seperti PT Semen Padang yang memproduksi semen, kebutuhan kayu kaliandra merah sebagai energi baru terbarukan tentunya sangat besar jumlahnya.
Apalagi, pemanfaatan kaliandra merah ini juga berkaitan dengan carbon trading. Karena, dengan memanfaatkan kayu kaliandra merah, PT Semen Padang bisa menyimpan, mengatur dan mengelola pelepasan karbon ke udara.
“Artinya, pemanfaatan kayu kaliandra merah untuk mensubstitusi bahan bakar batubara dalam proses produksi semen oleh Semen Padang, dapat memperlambat pemanasan global. Karena, dengan memanfaatkan kayu kaliandra merah sebagai bahan bakar alternatif, akan menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah,” katanya.