Padang, Padangkita.com – Sejumlah proyek besar yang dibiaya pusat bernilai ratusan miliar hingga puluhan triliun terdapat di Sumatra Barat (Sumbar). Proyek pembangunan tersebut ada yang tengah berjalan dan ada yang akan segera dimulai.
Sebagian proyek pembangunan itu telah masuk prioritas nasional, sehingga dijamin akan terus berlanjut. Proyek pembangunan tersebut meliputi pembangunan jalan, fly over atau jalan layang, pelabuhan, revitalisasi danau hingga food estate.
Berikut proyek pembangunan yang didanai pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Sumbar:
Pelabuhan Teluk Tapang di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar)
Pelabuhan di Pantai Barat sebelah utara Sumbar ini dirancang sejak masa Gubernur Gamawan Fauzi tahun 2006. Kemudian, diteken Presiden Jokowi sebagai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024.
Pemerintah menargetkan, Pelabuhan Teluk Tapang beroperasi tahun 2022 ini. Untuk melengkapi sarana dan prasarana pendukung, pembangunannya tetap dilanjutkan.
Food Estate di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar)
Kawasan Lumbung Pangan atau Food Estate akan dibangun di Kabupaten Pasaman Barat, persisnya di Kecamatan Talamau.
Bupati Pasbar, Hamsuardi kepada Padangkita.com mengatakan telah menyerahkan proposal food estate langsung kepada Menteri Pertanian.
Rencana food estate ini sebelumnya juga telah dibahas bersama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Untuk pembangunan kawasan food estate yang mencapai luas 7.500 hektare, pemerintah pusat bakal mengucurkan anggaran sekitar Rp640 miliar. Semestinya, program pembanguanan kawasan food estate ini telah dimulai tahun 2022 ini.
Jalan Layang atau Fly Over Sitinjau Lauik
Pemerintah menargetkan pembangunan jembatan layang atau Fly Over Sitinjau Lauik dimulai pada tahun 2023 mendatang. Saat ini rencana pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik telah masuk dalam 35 proyek prioritas nasional.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menyebutkan, Sitinjau Lauik merupakan bagian jalan lintas Sumatra Bagian Tengah (Sumbagteng) sebagai lalu lintas utama bagi kendaran barang maupun penumpang yang menghubungkan antara pusat kegiatan nasional.
Berikutnya, kata dia, juga sudah punya analisa mengenai dampak lingkungan atau Amdal tahun 2019. Dengan panjang 2,6 km, kebutuhan anggaran mencapai Rp1,1 triliun.
Revitalisasi Kawasan Danau Maninjau
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan program penyelamatan Danau Maninjau di Kabupaten Agam, menelan biaya hingga Rp237 miliar.
Anggaran itu akan digunakan untuk pengerukan sedimen sisa pakan dan kotoran ikan yang selama berpuluh-puluh tahun mengendap di dasar danau.
Di Danau Maninjau banyak Keramba Jaring Apung (KJA) yang belum tertata sesuai dengan daya dukung dan daya tampung danau sehingga terjadi penurunan kualitas sumber air danau. Dampaknya, danau itu pun berstatus sebagai hipertropik atau cemar berat.
Luhut mengatakan, pada 2019, Danau Maninjau telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Sejauh ini, sosialisasi tentang revitalisasi kawasan Danau Maninjau telah dimulai. Seharusnya, pengerukan dan pengurangan jumlah KJA di Danau Maninjau telah dimulai tahun 2022 ini.
Feeder Jalan Tol Trans Sumatra Ruas Dharmasraya - Rengat
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) M. Basuki Hadimuljono telah menyetujui usulan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dharmasraya untuk pembangunan feeder tol Dharmasraya-Kuansing-Rengat.
Persetujuan rencana pembangunan Feeder Tol Dharmasraya-Kuansing-Rengat, tertuang dalam surat BM.07.02-Mn/2173, tanggal 15 Desember 2021
Dalam surat itu, Basuki menyatakan, bahwa usulan pembangunan feeder tol itu dapat dicantumkan dalam Rencana Umum Jaringan Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga.
Rencananya, pembebasan lahan untuk feeder jalan tol ini akan dimulai tahun 2023. Tahun ini, pemerintah daerah terkait mesti memburu menuntaskan masalah dokumen dan perubahan rencana tata ruang dan tata wilayah (RTRW).
Bupati Dharmasraya Sutan Riska berencana akan mengundang Presiden untuk melakukan groundbreaking feeder jalan tol tersebut.
Panjang feeder jalan tol Dharmasraya-Kuansing-Rengat ini sekitar 116 kilometer. Rinciannya, sekitar 15 kilometer di Dharmasraya, sekitar 13 kilometer di Kuantan Singingi (Kuansing), dan sekitar 87 kilometer di Indragiri Hulu (Rengat).
Jalan Tol Padang – Pekanbaru
Di antara proyek pembangun di Sumbar, jalan tol Padang – Pekanbaru ini yang paling besar menyedat anggaran. Dikutip dari situs resmi PT. Hutama Karya (Persero), perusahaan BUMN yang mengerjakan proyek tol tersebut, pembangunan jalan tol Padang – Pekanbaru akan menelan anggaran Rp80,410 triliun.
Pembangunan jalan tol Padang – Pekanbaru yang merupakan bagian sirip Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) sepanjang 254,80 km ini direncanakan rampung pada tahun 2025.
Jalan Tol Padang – Pekanbaru ini terdiri dari enam seksi, yaitu Seksi I Padang – Sicincin, Seksi II Sicincin – Bukittinggi, Seksi III Bukittinggi – Payakumbuh, Seksi IV Payakumbuh – Pangkalan, Seksi V Pangkalan – Bangkinang dan Seksi VI Bangkinang – Pekanbaru.
Saat ini, PT. Hutama Karya (Persero) sedang merampungkan ruas jalan tol Seksi I Padang – Sicincin dan Seksi VI Bangkinang – Pekanbaru. Sementara Seksi V Pangkalan – Bangkinang baru mulai dikerjakan. Untuk seksi lainnya, sejauh ini masih tahap pendataan untuk pembebasan lahan.
Baca juga: Pembangunan Jalan Tol Padang – Pekanbaru Stop Jika Presiden Jokowi Berganti? Ini Kata Pengamat
Selain proyek pembangun yang terbilang ‘raksasa’ tersebut, sejumlah rencana pembangunan juga telah mendapat respons positif dari pemerintah pusat. Rencana itu antara lain pembangunan sejumlah pasar, dan pembangunan sejumlah monumen PDRI yang tengah menunggu Inpres. [*/pkt]