Padang, Padangkita.com – Anda investor yang berminat berinvetasi di Sumatra Barat (Sumbar)? Mungkin bidang pariwisata bisa menjadi pilihan.
Saat ini ada sejumlah pilihan investasi bidang pariwisata di Sumbar. Lokasinya tersebar, setidaknya di empat kabupaten.
Peluang investasi pariwisata ini pun telah ditawarkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar bersama Pemkab terkait, dalam West Sumatra Investment Forum atau WSIF 2023 di Denpasar, Bali, Senin (11/9/2023) lalu.
Berikut daftar profil peluang investasi pariwisata di Sumbar yang disebut Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy berskala besar:
1. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandeh
KEK Mandeh atau Kawasan Wisata Mandeh secara administratif berada di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Wilayahnya berbatasan langsung dengan Kota Padang. Mengutip data Pemkab Pessel, Kawasan Wisata Mandeh memilik luas sekitar 18.000 hektare, yang meliputi 7 kampung dari 3 nagari.
Kawasan wisata ini telah dikenal dengan keindahannya, yang merupakan perpaduan perbukitan yang alami dengan keindahan teluk yang dihiasi dengan gugusan pulau – pulau kecil yang berada di bagian tengah Teluk Carocok Tarusan.
Setiap pulau punya keunikan yang berbeda. Saat ini, pulau yang bisa dikunjungi di Kawasan Wisata Mandeh yakni Pulau Taraju, Pulau Setan atau Sutan, Pulau Sironjong Besar, Pulau Sironjong Ketek, Pulau Marak, Pulau Kapo–kapo. Yang paling terkenal hingga mancanegara adalah Pulau Cubadak.
Kawasan Wisata Mandeh memiliki keindahan bawah laut, terumbu karang dan biota laut yang menakjubkan. Terdapat sekitar 70 hektare terumbu karang yang masih alami. Uniknya lagi, di perairannya terdapat bangkai kapal MV Boelongan. Tentunya, keberadaan bangkai kapal Belanda yang berada di dasar laut di kawasan ini menambah daya tarik bagi wisata bawah lauti.
Di Kawasan Wisata Mandeh juga terdapat hutan mangrove seluas 389 hektare, serta berbagai biota laut yang beraneka ragam. Dengan Keindahan Taman Nasional Laut Mandeh baik dari daratan maupun bawah laut, Kawasan Wisata Mandeh sering dibanding-bandingkan dengan Raja Ampat Papua.
Sejauh ini dukungan infrastruktur jalan menuju Mandeh cukup memadai. Kawasan Mandeh bisa ditempuh melalui Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, atau dari jalan utama Padang – Painan.
2. Taman Safari Canduang Koto Laweh dan Kereta Gantung Kawasan Wisata Maninjau
Keduanya ditawarkan untuk dibangun di Kabupaten Agam. Dalam rencananya, taman safari bakal dibangun di Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang. Sementara kereta gantung atau cable car akan menghubungkan Kecamatan Matur dan Tanjung Raya.
Rencana pembangunan taman safari di Canduang, Kabupaten Agam telah memasuki tahapan pembahasan studi kelayakan dan konsultasi feasibility study (FS). Tim penyusun FS taman safari berasal dari Pusat Studi Ekonomi Bisnis Universitas Andalas (Unand).
Dua objek wisata ini dinilai sangat prospektif, karena wilayah Kabupaten Agam sendiri berada di zona perlintasan Riau dan Bukittinggi. Apalagi nanti telah didukung oleh jalan tol.
3. Planetarium Equator Bonjol dan Wisata Alam Rimbo Panti
Keduanya terletak di Kabupaten Pasaman. Planetarium Equator di Bonjol menjadi salah satu bagian dari kawasan wisata terpadu bersama wisata edukasi Museum Tuanku Imam Bonjol, wisata wisata alam (air hangat) dan wisata sejarah Bukit Tak Jadi serta wisata lainnya.
Diketahui, Tuanku Imam Bonjol dan Taman Wisata Ekuator telah ditetapkan sebagai branding utama pariwisata Sumatra Barat (Sumbar) di Kabupaten Pasaman. Sejauh ini, pemerintah telah membangun 11 fasilitas di dalam kawasan wisata equator tersebut.
Sementara itu, Rimbo Panti merupakan Taman Wisata Alam (TWA) yang menurut administrasi pengelolaan hutan, termasuk dalam wilayah kerja Seksi KSDA Wilayah Pasaman dan sekitarnya. Sedangkan menurut administrasi pemerintahan, kawasan ini terletak di wilayah Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman.
Taman Wisata Alam Rimbo Panti terletak pada ketinggian antara 200 sampai 300 mdpl, di daerah dengan kelerengan yang bervariasi mulai dari landai sampai kelerengan lebih dari 60º dan konfigurasi lahan berbukit dan berawa-rawa.
Sumber air panas dalam kawasan ini mengindikasikan bahwa secara geologis cagar alam ini mempunyai struktur sesar. Taman Wisata Alam Rimbo Panti memiliki potensi sumber daya alam hayati maupun nonhayati yang membentuk suatu obyek yang dapat dikembangkan sebagai komoditas jasa wisata.
4. Pengembangan Resort dan Moda Transportasi Mentawai
Untuk peluang invetasi ini ditawarkan dibangun di Kepulauan Mentawai. Sejauh ini telah terdata lebih dari 70 spot ombak selancar atau surfing terbaik di Kepulauan Mentawai.
Diketahui, ombak di Mentawai memang menjadi incaran para wisatawan minat khusus surfing dari mancanegara. Sejauh ini, wisatawan terbanyak yang datang ke Mentawai berasal dari Australia.
Namun, dengan kondisi alam dan banyak pulau yang masih asri, tentu banyak yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata menarik. Apalagi, kini Mentawai punya bandara baru yang dapat mendukung kelancaran transportasi wisatawan.
Diketahui, hingga pertengahan tahun 2023, Sumbar telah mencatatkan 5,6 juta kunjungan wisata ke berbagai destinasi yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota.
Baca juga: WSIF 2023 ‘Jual’ Potensi 4 Kabupaten di Sumbar ke Investor di Bali, Ada KEK Mandeh hingga Geotermal
Daya tarik Sumbar didukung oleh masifnya pengembangan desa wisata. Sumbar adalah provinsi dengan desa wisata terbanyak ke empat di Indonesia, yaitu 326 desa wisata. Ditambah lagi dengan adanya 9 geopark di 11 kabupaten dan kota, yang tiga di antaranya telah menjadi geopark nasional.
Nah, siapa berminat berinvestasi bidang wisata di Sumbar? [*/pkt]
Baca berita Padang terbaru dan berita Sumbar terbaru hanya di Padangkita.com.