Jayapura, Padangkita.com - Perjuangan duta-duta olahraga Sumatra Barat (Sumbar) di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua terbilang luar biasa.
Saking mati-matiannya berjuang mengharumkan nama daerah di Bumi Cenderawasih, sederet atlet tak menghiraukan cedera yang diderita saat bertanding.
Di antara mereka ada yang menangis ketika wasit atau pelatih menghentikan pertandingan, lantaran dianggap tidak bisa melanjutkan pertandingan, disebabkan cedera yang dialami.
Beberapa atlet Tuah Sakato gagal melanjutkan perjuangan di medan laga gara-gara cedera di antaranya berasal dari cabor muay thai, gantole, taekwondo dan pencak silat.
Dokter kontingen Sumbar dr Afriwardi mengakui, jika tingkat cedera atlet pada PON XX Papua terbilang tinggi dibanding pelaksanaan PON sebelumnya.
"Tingkat cedera atlet di PON kali ini cukup tinggi. Saya menjadi tim kesehatan sejak PON 2000. Pada PON kali ini tim dokter dan massage paling sibuk terutama di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Merauke," ujarnya di Kota Jayapura.
Ia menambahkan, memang pada setiap kali PON ada beberapa atlet yang cedera saat bertanding, namun intensitasnya tidak setinggi pada PON kali ini.
"Selain lucky draw, ini menandakan perjuangan para atlet yang luar biasa. Kalau kita sebut karena kurangnya persiapan fisik, itu tidak juga, karena kondisi atlet hampir sama antara satu dengan lainnya," jelasnya.
Afriwardi yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) itu menyebutkan, saat ini kondisi atlet Sumbar yang mengalami cedera sudah ditangani dengan baik.
Baca juga: Sumbar Peringkat 15 Perolehan Medali PON Papua, Harapan Jadi 10 Besar Belum Tercapai
"Alhamdullilah saat ini kondisi atlet kita yang cedera sudah membaik," ujarnya. (*/pkt)