Berita Padang terbaru dan berita Sumbar terbaru: Polisi telah melakukan rekayasa lalu lintas untuk menghindari kemacetan saat aksi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di depan Kantor DPRD Sumbar hari ini, Rabu (7/10/2020).
Padang, Padangkita.com - Pihak kepolisian melakukan rekayasa lalu lintas sebelum aksi demonstrasi menolak Omnibus Law Undang-undang (UU) Cipta Kerja yang digelar di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Sumatra Barat (Sumbar) hari ini, Rabu (7/10/2020).
Kepala Kepolisian Resor Kota (Polresta) Padang, AKBP Imran Amir menyebutkan, rekayasa lalu lintas itu dilakukan agar tidak terjadi kemacetan.
Menurut Imran, lalu lintas yang melewati kantor DPRD Sumbar akan dialihkan selama aksi berlangsung, seperti jalur dari Ulak Karang akan diarahkan ke kanan menuju Simpang Presiden.
"Kalau jalur Khatib Sulaiman arah kantor DPRD Sumbar akan diarahkan ke kiri menuju arah Lapai," ujarnya di Padang, Rabu (7/10/2020).
Kemudian, dari Tabiang ke pusat kota, maka pengendara akan diarahkan ke Simpang Tunggul Hitam. "Kalau dari Lapai, maka akan di arahkan belok kiri ke arah Masjid Raya," paparnya.
Ditegaskan Imran, pihaknya juga telah menyiapkan rencana jika terjadi penambahan jumlah massa yang aksi (Ekskalsi).
"Intinya, tidak ada yang masuk kota jika ekskalasi meningkat. Kalau surat yang kita terima, jumlah massa 400 orang. Tapi kita lihat saja perkembangan di lokasi, bisa jadi ada tambahan massa," ungkapnya.
Pantauan Padangkita.com, di sekitar kawasan kantor DPRD Sumbar terlihat ratusan personel kepolisian telah bersiaga.
Bahkan, beberapa unit unit mobil Water Canon dan Barracuda juga telah disiagakan di lokasi. Sekitar kantor DPRD Sumbar juga dipasang kawat berduri.
Sementara, Koordinator Aksi Lapangan, Ahmad Syarif menyebutkan, sekitar 300 massa turun ke lapangan untuk menolak UU Cipta Kerja hari ini. Ratusan orang itu terdiri dari mahasiswa dan buruh.
Baca juga: Tolak Omnibus Law, 300 Mahasiswa, Buruh dan Masyarakat Sipil Gelar Aksi di Padang
“Sudah beberapa kali kita adakan pertemuan dan konsolidasi terkait unjuk rasa ini. Ada sekitar 300 massa yang terjun ke lapangan, yang terdiri dari mahasiswa, buruh dan masyarakat sipil,” ujarnya kepada Padangkita.com, Rabu (7/10/2020). [zfk]