Berita Padang terbaru dan berita Sumbar terbaru: Pedagang di Kawasan Pantai Muaro lasak, Kota Padang mengeluhkan tumpukan sampah karena merusak pemandangan dan mengeluarkan aroma tidak sedap
Padang, Padangkita.com- Sejumlah pedagang di Kawasan Pantai Muaro lasak, Kota Padang mengeluhkan tumpukan sampah di sepanjang pantai, karena merusak pemandangan dan mengeluarkan aroma tidak sedap.
Seorang pedagang, Sri Sunarti, 61 tahun mengatakan, sampah mulai menumpuk sejak beberapa hari lalu, setelah sejumlah wilayah di Kota Padang diguyur hujan. Tumpukan sampah tersebut didominasi oleh plastik bungkus makanan, potongan kayu hingga popok bayi.
"Sampah itu dibawa oleh aliran sungai ke muara hingga menumpuk di sepanjang pantai. Ditambah dengan sampah-sampah lama yang belum dibersihkan," kata Sri, Sunarti kepada Padangkita.com di Pantai Muaro Lasak, Jumat (16/1/2021).
Menurut Sri, akibat tumpukan sampah yang mengeluarkan aroma tidak sedap itu, pembeli menjadi enggan untuk berbelanja di tempatnya. “Pengunjung kan ingin menikmati pemandangan pantai, kalau pantainya banyak sampah, apa yang mau dinikmati. Pendapatan saya jadi turun drastis,” terang Sri.
Sementara itu, pedagang lainnya, Aulia, 19 tahun, juga merasakan hal yang sama. Ia mengaku mengalami penurunan pendapatan sejak adannya tumpukan sampah di sepanjang pantai.
“Kondisi seperti ini sudah sering terjadi. Selesai hujan lebat, sampah menumpuk di tepi pantai, akibatnya pengunjung jadi sepi,” kata Aulia.
Aulia dan Sri berharap agar dinas terkait segera membersihkan tumpukan sampah tersebut. Selain itu, mereka juga berharap Pemko Padang mencarikan solusi agar sampah tidak menumpuk di pantai.
"Kalau dibersihkan saja, nanti hujan lagi tentu akan kembali menumpuk sampahnya. Harus ada solusi lainnya,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Mairizon mengatakan, sudah berkoordinasi dengan PUPR untuk membersihkan tumpukan sampah dan saat ini masih menunggu konfirmasi dari PUPR.
“DLH tidak punya alat berat untuk membersihkan sampah itu. Tapi saya sudah berkoordinasi dengan PUPR, kata PUPR untuk saat ini alatnya belum bisa dipakai. Makanya kami masih menunggu kesiapan alat dari PUPR untuk mengangkut sampah,” terang Mairizon.
Menurut Mairizon, tumpukan sampah itu bukan sampah baru yang datang dari hulu sungai, melainkan sampah puluhan tahun yang mengendap di palung laut yang dibawa ombak ke tepian pantai.
Baca juga: Hari Pertama Vaksinasi, Kasus Covid-19 di Kota Padang Meningkat 63 Orang
“Itu bukan sampah kemarin sore, atau sampah seminggu lalu. Bisa saja sampah 50 tahun lalu yang telah lama mengendap. Saat gelombang tinggi, sampah dibawa arus ke daratan,” kata dia. [rna]