Jakarta, Padangkita.com – Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danang Parikesit mengungkap data tentang perbandingan panjang jalan tol periode 2004-2014 dan periode 2014 hingga 2022 ini.
Ini artinya, perbandingan jalan tol pada masa pemerintahan di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Jokowi.
Danang Parikesit menyebutkan, panjang jalan tol yang diresmikan di Indonesia pada periode 2004 hingga 2014 atau selama 10 tahun hanya 189 km.
Sementara itu, pada periode kepemimpinan Presiden Jokowi, atau dari 2015 hingga saat ini, panjang jalan tol yang telah diresmikan sepanjang 1.751,1 km. Ini merupakan data hingga September 2022.
“Peresmian jalan tol di era Presiden RI Joko Widodo pun termasuk penyelesaian 9 ruas jalan tol yang dimulai pada periode 2004 hingga 2014 sepanjang 223,78 km. Dengan melihat data tersebut, jumlah jalan tol yang dimulai dan diresmikan di era Presiden RI Joko Widodo adalah sepanjang 1527,7 km. Jumlah ini masih akan terus bertambah hingga tahun 2024 dengan target sepanjang 997 km lagi yang akan diresmikan,” ungkap Danang, di Yogyakarta, Senin (19/9/2022).
Danang mengungkap perbandingan pembangunan jalan tol tersebut saat menghadiri acara penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).
MoU tersebut ditandatangani langsung oleh Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur dan Rektor UGM Ova Emilia.
Danang mengharapkan, kerja sama antara UGM dan Jasa Marga bisa membentuk sumber daya manusia yang unggul di industri jalan tol.
Seperti dengan menempatkan mahasiswa magang di lini operasional Jasa Marga Group, maupun dengan mengirimkan tenaga profesional Jasa Marga mengajar di UGM, sehingga mahasiswa bisa langsung melakukan praktik di lapangan sekaligus mendapatkan ilmu dari para profesional di Jasa Marga.
“Di periode saat ini pemerintah tidak lagi membicarakan tentang akselerasi dalam pengadaan jalan tol, tapi sudah dalam tahap meningkatkan kualitas dari jalan tol yang dibangun,” kata Danang.
Bahkan, lanjut dia, juga tidak hanya membicarakan kualitas, namun juga masalah lingkungan sekaligus estetika dalam membangun jalan tol.
“Sehingga kebutuhan akan knowledge dan expert sangat dibutuhkan tidak hanya engineering namun expert di bidang lain, oleh karena itu kami menjalin kerja sama dengan kampus-kampus,” ujar Danang.
Nota Kesepahaman yang ditandangani oleh Jasa Marga dan UGM memiliki ruang lingkup yang meliputi pendidikan, penelitian, pengembangan teknologi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan/atau pelatihan, penggunaan fasilitas bersama, pertukaran data dan informasi, serta kegiatan lainnya yang disepakati oleh para pihak.
Baca juga: Panjang Jalan Tol Operasi Bertambah, Presiden Jokowi Resmikan 2 Ruas Jalan Tol Ini
Ke depannya, diharapkan akan semakin banyak terobosan dan inovasi yang lahir dari kerja sama antara Jasa Marga dengan UGM, termasuk peningkatan kualitas SDM dan keahlian di bidang jalan tol, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pendampingan teknis guna mewujudkan jalan tol berkelanjutan sehingga dapat memaksimalkan peran dan kontribusi para pihak bagi bangsa dan negara ini. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News