Painan, Padangkita.com – Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pemkab Pessel) akan memperbaiki jembatan yang amblas di depan SMA Negeri 2 Bayang. Danannya dialokasikan melalui APBD Perubahan (APBD-P) 2024, karena harus ditangani secara menyeluruh.
Bupati Pessel Rusma Yul Anwar melalui Kabid Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUTR) Fahrezi Eka Siska mengungkapkan, perbaikan jembatan yang rusak akibat banjir tersebut telah menjadi prioritas.
Menurut Eka, pembangunan jembatan tersebut perlu penanganan secara utuh, atau tidak bisa hanya direhab melalui anggaran pemeliharaan. Sebab, kata Eka, penanganan jembatan itu sangat serius.
"Iya, di sana sering banjir, aliran sungainya sudah melebar dan menggerus pondasinya. Sehingga perlu dibangun lagi. Anggarannya diambil dari APBD-Perubahan tahun ini," kata Eka, Selasa (2/7/2024).
Ia menjelaskan, penanganan jembatan tersebut memang mendesak, karena sejumlah alasan yang telah diteliti secara teknis oleh tim Bina Marga PUTR Pessel.
Menurut Eka, jembatan tidak bisa diperbaiki dengan rehab pemeliharaan, di antaranya karena penambahan material yang tidak sejenis perlu kajian. Selain itu, lanjut dia, posisi jembatan atau skew bridge tidak tegak lurus terhadap ‘as jalan’ (beban lalu lintas), sehingga harus dimodelkan berbeda dengan yang tidak skew.
"Model 3D menggunakan midas civil dan lain-lain, karena perilaku struktur berbeda dan beban dominan pada satu tumpuan saja karena posisi beban belah ketupat," terangnya.
Lebih jauh Eka menjelaskan, kondisi tanah lunak juga perlu penelitian dan perhitungan pondasi yang komprehensif. Apalagi, kata Eka, struktur tanah di lokasi jembatan rawan terjadi penurunan. Hal itu disebabkan karena struktur utama tanahnya telah terkonsolidasi maksimal, sementara dengan struktur yang baru dan belum terkonsolidasi.
Baca juga: Pessel Butuh Rp2,7 Triliun untuk Menuntaskan Pengaspalan 900 Km Jalan Kabupaten
Sehingga, lanjut dia, dengan adanya alasan teknis tersebut penanganan tidak bisa dikebut dengan terburu-buru. Apalagi, dengan pemeliharaan yang penanganannya tidak komprehensif.
"Jadi, ini perlu kita perhatikan. Jangan nanti setelah dibangun, runtuh dengan cepat. Tentu mubazir," kata Eka.
[*/min]