Padangkita.com - Secara global bangsa Indonesia saat ini tengah dihadapkan pada permasalahan dan tantangan yang sangat besar, salah satunya terkait mutu dan keamanan pangan baik berupa pangan segar, pangan olahan, maupun pangan siap saji.
Bahkan di berbagai media massa pun sering memberikan terkait isu mengenai mutu dan keamanan pangan yang selalu menarik perhatian tersebut.
Seperti mulai adanya pemakaian formalin, pemalsuan daging dan makanan yang kadaluarsa.
Disisi lain, juga ditemukan kasus keracunan makanan, karena makanan (food poisoning) di tengah masyarakat bahkan pada jajanan anak sekolah.
Pun baru-baru ini juga ditemukan permen mengandung narkoba dan kasus-kasus lain yang sedang hangatnya saat ini dan teranyar, dengan ditemukannya cacing pita pada makanan ikan kaleng dan adanya suplemen yang mengandung unsur babi yang beredar dimasyarakat.
Sehingga hal ini mengindikasikan bahwa kondisi keamanan pangan pada masyarakat harus lebih diperhatikan secara serius.
Demikian disampaikan Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Dian Fakri saat mewakili Pjs Walikota Padang sewaktu membuka acara Sosialisasi Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan di Gedung Serbaguna Balai Kota Padang, Rabu(4/4).
Dikatakan Dian, sosialisasi peningkatan mutu dan keamanan pangan penting digelar mengingat faktor kondisi mutu dan keamanan pangan yang masih rendah.
Di antaranya berupa beredar bebasnya bahan kimia yang tidak boleh digunakan untuk makanan dan penggunaan bahan tambahan pangan yang berlebihan.
“Hal ini harus menjadi perhatian bagi semua pihak. Semoga melalui sosialisasi ini, akan terjadi peningkatan kesadaran dan pengetahuan tentang mutu bahan pangan yang baik dan aman untuk dikonsumsi,” harap Dian.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Konsumsi Peanekaragaman Pangan Andi Mulia, menyampaikan Sosialisasi ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya pangan yang bermutu dan pentingnya pangan yang aman, baik pangan segar maupun pangan olahan.
Sosialisasi ini diikuti oleh 100 orang peserta yang terdiri atas kelompok wanita tani, hidroponik, petani sayuran dan hotikultura, pengolahan pangan lokal, penyuluh pertanian, penyuluh agama dan ASN yang terkait.