Untuk masa panen daun juga relatif cepat (mulai 3-4 bulan setelah tanam). Namun, untuk produksi buah membutuhkan waktu cukup lama, yaitu sekitar 1,5-2 tahun, tergantung kondisi lingkungan tumbuhnya.
Perawatan tanaman kelor sebenarnya tidak terlalu susah. Pengairan secukupnya dan jangan sampai tergenang. Jika kelebihan air tanaman kelor sangat rentan terkena penyakit busuk akar.
Di Indonesia, distribusi kelor hampir tersebar di seluruh pulau dan memiliki potensi lain yaitu untuk memperoleh variabilitas genotipe unggul dengan produksi biomassa daun dan kandungan flavonoid yang tinggi.
“Saya bersama tim pernah melakukan uji coba penanaman kelor di 10 pulau di Indonesia, yaitu Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua dalam polibag berkapasitas 10 kg. Hasilnya, kami menemukan Sumatra merupakan aksesi yang memiliki daun tertinggi dengan produksi biomassa yang dikombinasikan dengan kandungan total flavonoid dan aktivitas antioksidan yang paling tinggi, dibandingkan dengan yang lain. Aksesi Sumatra direkomendasikan sebagai aksesi yang sangat baik untuk budidaya dengan tujuan menghasilkan flavonoid,” terang Ridwan.
Baca juga: Selain Dipercaya Mampu Usir Makhluk Gaib, Daun Kelor Miliki 22 Manfaat Baik Bagi Tubuh
Jadi, sederet bukti telah menunjukkan jika kelor merupakan tanaman ajaib dan mampu bersaing dengan ginseng yang telah mendunia. Gerakan mengkonsumsi kelor kiranya perlu didukung, karena dapat menjadi alternatif upaya swasembada pangan secara mandiri. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News