“Kalau kita lihat, dari tahun 2010 sektor pertanian itu sumbangannya kira-kira 41% . Namun, secara lambat laun, menurun sampai di angka 36% di tahun 2022.
Hal itu, harus di antisipasi, karena begitu ada shifting sektoral, biasanya perlu mencari sektor mana yang memberikan peningkatan kontribusi bagi perekonomian.
“Kalau dilihat, ada dua. Pertama, perdagangan yang kalau kita lihat angka di tahun 2010, sumbangannya 11 % , dan di 2022 meningkat menjadi 13 %.
Ini artinya pertanian mulai decline (menurun), kemudian sektor perdagangan meningkat,” ujar Amirullah.
Selain itu, kalau dilihat kegiatan konstruksi sektor perdagangan, sumbangannya juga tidak kecil, meskipun agak relatif stabil tapi ada peningkatan.
Sumbangan sektor konstruksi di tahun 2010 mencapai 8,7%, kemudian meningkat menjadi hampir 10% di 2019 - 2022.
"Artinya, kabupaten ini berkembang," papar Amirullah.
Kontruksi, kata Amirullah, menjadi salah satu indikasi adanya minat dan daya tarik bagi pelaku ekonomi datang ke Pessel.
Lebih jauh ia menyampaikan, ada beberapa pilar penting di dalam pembangunan ekonomi di Pessel. Yaitu, sektor pertanian, perdagangan, konstruksi, dan satu lagi yang paling penting adalah adanya kontribusi yang tidak kecil dari pemerintah.
Melalui anggaran pendapatan dan belanjanya, juga rupanya berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Pessel. Meskipun demikian, kontribusi dari sektor Administrasi Pemerintahan (AP) itu menurun.
"Ini menarik, kalau kita lihat kontribusinya yang menurun itu, artinya perekonomian ini tidak lagi bergantung kepada pengeluaran pemerintah," jelasnya.
Jadi, lanjut dia, kalau suatu daerah kontribusi sektor pemerintahnya tinggi, itu artinya peran pemerintah itu yang menjadi penggerak ekonomi di sana.
"Nah, ini (Pessel) tidak," jelasnya.
Kontribusinya mulai menurun, kemudian ada peningkatan di sektor perdagangan, kontruksi, tapi tadi ada penurunan di sektor pertanian.