Padang, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Irwan Prayito mengklaim jika dibandingkan dengan provinsi di Indonesia maupun di luar negeri, Sumbar merupakan salah satu provinsi terbaik dalam penanganan Covid-19.
Meski pada awal kasus sempat timbul korban jiwa akibat kurangnya kesiapan alat pelindung diri (APD) dan kelengkapan fasilitas kesehatan lainnya, tetapi saat ini Sumbar sudah mencapai titik terbaik dalam hal penanganan pandemi mematikan ini.
“Apabila dibandingkan dengan luar negeri dan Indonesia, Sumbar sudah yang terbaik. Pada awalnya memang terdapat korban jiwa karena kurangnya kesiapan APD dan perlengkapan lainnya. Setelah sarana dan prasarana lengkap dan semua prosedur dapat dijalankan dengan baik, angka kesembuhan pun meningkat menjadi 80,4 persen,” kata Irwan, Senin (6/7/2020).
Menurut dia, baik angka kasus yang positif terinfeksi maupun yang sembuh terus berubah atau bergerak, tetapi secara umum Sumbar tetap unggul. Masyarakat yang terjangkit saat ini di rumah sakit sudah tinggal hitungan jari. Bahkan, rumah sakit sudah mulai dibuka untuk umum dan tidak terpaku pada penanganan Covid-19 lagi.
Sebelumnya, kata Irwan, Sumbar secara nasional pernah menduduki peringkat ke-5 dengan jumlah pasien terbanyak Covid-19. Seiring bertambahnya waktu, Sumbar kini, menduduki peringkat ke-17, terendah di Indonesia.
Bahkan, bisa jadi akan semakin turun jika upaya pengendalian dilakukan semakin maksimal. Terlebih, saat ini sudah memasuki masa “new normal” yang tentunya harus lebih teliti lagi.
Irwan menjelaskan, sekaitan dengan evaluasi pelaksanaan tatanan normal baru dan aman Covid-19, Sumbar adalah satu-satunya daerah yang sudah membuka sektor pariwisata. Maka dari itu, setiap daerah diharapkan untuk melakukan tes swab minimal 200 warga setiap harinya.
Baca juga: 3 Anak-anak Lagi Dikonfirmasi Positif, Kasus Covid-19 di Sumbar Melonjak Menjadi 775 Orang
Termasuk pada “stakeholder” dalam bidang jasa. Seluruh pegawai hotel, pegawai restoran, sopir taksi, pedagang, semuanya harus dilakukan tes swab dan tetap mengikuti protokol kesehatan.
“Apabila tidak terus diawasi, lalai dengan kebijakan maka bisa saja akan terjadi ledakan baru,” ingat Irwan.
Pemprov Sumbar pun melakukan promosi dengan “tagline” “wisata tanpa Covid-19”, dengan menerapkan tahap-tahap seperti persiapan, penyusunan kebijakan dan eksekusi lapangan.
“Harapan untuk ke depannya, apabila ada klaster baru lagi, kita harus langsung dengan cepat melakukan ‘tracing’. Kalau tidak ada obatnya, Covid-19, akan terus bertambah. Maka dari itu semuanya tergantung pada pengendalian kita." [and/pkt]