Pemprov Sumbar Dinilai Tak Peduli pada Laboratorium Unand, Padahal Pemeriksaan PCR Gratis  

Pemprov Sumbar Dinilai Tak Peduli pada Laboratorium Unand, Padahal Pemeriksaan PCR Gratis  

dr. Andani Eka Putra, Tenaga Ahli Menteri Kesehatan dan Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Unand. [Foto; Ist.]

Padang, Padangkita.com – Waktu pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi virus Corona (Covid-19) di Sumatra Barat (Sumbar) makin panjang. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan, kini mencapai 3 sampai 4 hari.

Kondisi ini telah terjadi sejak pekan lalu, menyusul rusaknya 2 dari 3 alat ekstraksi PCR milik Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Andalas (Unand). Saat bersamaan, jumlah sampel spesimen yang dikirim 19 daerah di Sumbar meningkat tajam, hingga 7 ribu sampel per hari.

Laboratorium FK Unand ini dibantu oleh Laboratorium Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Baso, Agam, telah menjadi andalan Sumbar dalam penanggulangan Covid-19. Hanya, kemampuan dua laboratorium di bawah pimpinan dr Andani Eka Putra ini tidak sama. Laboratorium yang di Baso hanya mampu maksimal 300 sampel.

Dengan demikian, pemeriksaan hingga 7 ribuan sampel—bahkan lebih—dilakukan di Laboratorium Fakultas Kedokteran Unand. Sehingga, dengan rusaknya 2 alat, otomatis pemeriksaan sampel spesimen sangat terganggu.

Andani Eka Putra mengakui, sejak rusaknya 2 alat tersebut, kerja pemeriksaan di laboratorium otomatis terganggu. Apalagi, ada peningkatan jumlah sampel yang dikirim ke laboratorium.

Sebab, lanjut Andani, sebagian besar pemeriksaan harus dilakukan secara manual. Keterlambatan pemeriksaan sampel ini, telah diberi tahu Andani kepada semua kepala Dinas Kesehatan Sumbar dan daerah serta para kepala rumah sakit.

Andani menjelaskan, terkait dengan banyaknya sampel yang masuk, hingga 7.000 per hari tidak bisa dilakukan teknik pooling karena PR (Positivity Rate) yang sudah tinggi.

Biasanya, kata dia, pemeriksaan bisa running 40 kali dan bisa mencapai 10.000/hari. Namun saat ini karena poolingtidak ada, hanya bisa 5.000-6.000 per hari dengan 60 kali running PCR.

“Ini jelas menghabiskan banyak tenaga dan biaya. Kondisi ini ditambah dengan rusaknya 2 mesin ekstraksi yang memerlukan pergantian segera,” ujarnya.

Namun demikian, Andani menyatakan, tetap mengupayakan pemeriksaan PCR tidak terlalu lama, meskipun sebagian besar harus dikerjakan secara manual. Hanya, kata dia, saat ini kerja pegawai laboratorium meningkat.

Dihubungi Padangkita.com, Rabu (28/7/2021), Andani yang juga Tenaga Ahli Menteri Kesehatan menyatakan, pemeriksaan di laboratorium tetap diupayakan maksimal 3 hari.

“Dari sisi laboratorium, maksimal tiga hari,” ujar Andani.

Halaman:

Baca Juga

Kekecewaan Budayawan Memuncak: Spanduk Raksasa Terbentang di Gedung Kebudayaan Sumbar
Kekecewaan Budayawan Memuncak: Spanduk Raksasa Terbentang di Gedung Kebudayaan Sumbar
Rencana Kerja Sama Bidang Pangan Antar-Provinsi: Ini Komoditas Sumbar Surplus dan Minus
Rencana Kerja Sama Bidang Pangan Antar-Provinsi: Ini Komoditas Sumbar Surplus dan Minus
Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini:
Daftar Peserta 3 Besar Seleksi Terbuka 7 Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Pemprov Sumbar 2025
Sekda Padang Hadiri Rakor Kepegawaian Sumbar, Siap Terapkan Manajemen Talenta ASN
Sekda Padang Hadiri Rakor Kepegawaian Sumbar, Siap Terapkan Manajemen Talenta ASN
Tiga Biro Setdaprov Sumbar Selesaikan Renstra dan Cascading Tepat Waktu Diapresiasi Sekda
Tiga Biro Setdaprov Sumbar Selesaikan Renstra dan Cascading Tepat Waktu Diapresiasi Sekda
Hafiz Alquran Sumbar Berpeluang Kuliah Teknik di Malaysia Lewat Program Khusus
Hafiz Alquran Sumbar Berpeluang Kuliah Teknik di Malaysia Lewat Program Khusus