Muaro Sijunjung, Padangkita.com – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sijunjung terus bekerja keras menelusuri muasal masuknya virus Corona ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Muaro Sijunjung.
Sejauh ini telah dicek siapa saja yang berkunjung ke Lapas itu dalam waktu dekat. Namun, tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sijunjung tetap belum bisa memastikan dari siapa Covid-19 itu berasal sehingga menginfeksi delapan pegawai, termasuk Kepala Lapas Kelas II B Muaro Sijunjung.
Sebelumnya, pengambilan swab dilakukan terhadap pegawai dan Kepala Lapas Kelas II B Muaro Sijunjung, karena ada salah satu pengunjung dari Mentawai. Pengunjung ini bertemu bapaknya yang menjadi warga binaan di Lapas, tanggal 28 April 2020.
Setelah diketahui si pengunjung ternyata positif Covid-19, langsung dilakukan pengambilan swab terhadap Kalapas dan pegawai Lapas. Sedikitnya ada 30 sampel yang dibawa ke Laboratorium Fakultas Kedokteran Unand Padang. Dari pemeriksaan, dikonfirmai delapan sampel (orang) ternyata positif Covid-19.
Namun demikian, tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sijunjung tak dapat memastikan bahwa yang membawa virus Corona ke Lapas adalah pengunjung dari Mentawai itu. Sebab, semua yang kontak langsung dengan pengunjung itu, negatif Covid-19.
Baca juga: 253 Napi dan 14 Anggota Polres Sijunjung Tes Swab dan Dikarantina
"Meski sang anak (pengunjung dari Mentawai) positif, tetapi hasil swab keluarganya yang lain negatif, termasuk ayahnya yang berinisial SP yang jadi warga binaan juga negatif setelah dilakukan swab tanggal 20 Mei 2020," ungkap Rizal Efendi, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sijunjung, Rabu (27/5/2020).
Dengan demikian, Rizal menyimpulkan terjadinya klaster di Lapas bukan berasal dari pasien positif dari Mentawai.
Baca juga: Sijunjung Laporkan Kasus Perdana, 8 Petugas LP Positif Covid-19
"Karena dari hasil ‘tracing’ tes swab yang pernah kontak dengan yang bersangkutan negatif semua. Jadi dugaan sementara kita, pembawa Covid-19 berasal dari sumber lain, dan kepastian dari mana datang penyebaran itu sedang kita cari selidiki," tegas Rizal yang juga Kepala Dinas Kominfo Sijunjung.
Ia membeberkan, delapan orang yang positif Covid-19 tersebut adalah Orang Tanpa Gejala (OTG). Oleh sebab itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sijunjung bersama Dinas Kesehatan akan mengulang pengambilan swab pada sampel negatif dari Lapas Kelas II B Muaro Sijunjung.
"Rencananya seluruh pasien positif dari Sijunjung akan diisolasi di BKPSDM Provinsi Sumbar di Padang. Sementara itu, untuk memutus penyebaran, sisa dari 30 sampel swab negatif yang sudah diambil sebelumnya akan kita tes swab ulang," terangnya.
Selama Ini Bernasib Baik
Sebagai daerah yang dilalui jalan lintas sumatra (Jalinsum), Kabupaten Sijunjung dikepung oleh daerah tetangga yang sudah lebih dulu menjadi zona merah Covid-19.
Salah seorang tokoh muda Sijunjung, Bambang Wahyu Samada, menilai, belum adanya kasus selama ini bukan karena ada usaha antisipasi, melainkan karena nasib baik.
"Daerah yang memperketat pengawasan di pintu masuk kabupaten/kota saja sudah lebih dulu jebol, bahkan pasien positif di daerah itu terus bertambah, sementara Sijunjung sebelum dan sesudah penerapan PSBB pun masih bebas keluar masuk tanpa ada pemeriksaan di pintu masuk kabupaten sampai hari jebolnya Sijunjung,” kata Bambang.
Makanya, lanjut Bambang, i wajar saja banyak pendapat yang mengatakan kalau delapan kasus positif sebagai pembuka di Sijunjung adalah bentuk kelalaian.
Untuk menghambat meluasnya penyebaran Covid-19 di Ranah Lansek Manih, Kapolres Sijunjung AKBP Andry Kurniawan mengatakan akan ada perubahan pola pengawasan terhadap orang atau kendaraan yang masuk wilayah Kabupaten Sijunjung. [hen]
