Pekan Nan Tumpah 2025 Memasuki Hari Kedua, Hadirkan Diskusi dan Pelatihan Menarik

Pekan Nan Tumpah 2025 Memasuki Hari Kedua, Hadirkan Diskusi dan Pelatihan Menarik

Hari kedua Pekan Nan Tumpah 2025. Agenda dimulai dengan diskusi buku dan pelatihan menulis yang diberikan oleh Ikhwanul Arif dan Irmansyah di ruang bertumbuh. [Foto: dok PNT 2025]

Padang, Padangkita.com —Festival seni dua tahunan, Pekan Nan Tumpah (PNT) 2025, resmi dibuka pada Minggu, 24 Agustus 2025, di Fabriek Padang.

Perhelatan yang memasuki tahun ketujuh sejak pertama kali diselenggarakan pada 2011 ini mengangkat tema “Seni Murni Seni Terapan Seni Terserah: Jika Kamu Paham Semua Ini, Mungkin Kamu Salah Paham.”

Acara pembukaan pada pukul 19.30 WIB diawali dengan pertunjukan seni dari Kiraiku Nan Jombang, dilanjutkan dengan pemaparan dari Direktur Festival, Mahatma Muhammad.

Peresmian PNT 2025 dilakukan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (PPPK) Kementerian Kebudayaan, Judi Wahjudin, yang kemudian disusul pemaparan dari kurator.

Sebelum acara puncak, serangkaian kegiatan PNT telah dimulai sejak pukul 10.00 WIB. Ada pelatihan menulis yang diikuti oleh 10 peserta dari kalangan pelajar bersama penulis Ikhwanul Arif dan Irmansyah.

Kegiatan ini berlangsung serentak dengan pelatihan grafiti dan mural bersama Zenith Graff. Sore harinya, tepatnya pukul 17.00 WIB, para pengunjung disuguhi pertunjukan "Tarian Altraktif" dari Aliansi Sanggar Seni Sintoga.

Bersamaan dengan pembukaan festival, diluncurkan pula buku kompilasi dari tujuh seri Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) yang telah dilaksanakan sejak Maret hingga Juni 2025. Buku tersebut berjudul "Sebelum Dunia Punya Istilah, Kami Sudah Melakukannya di Halaman Rumah."

Pertunjukan Seni Lintas Disiplin

Setelah peresmian, penonton disuguhkan berbagai pertunjukan seni, dimulai dengan karya Siska Aprisia berjudul "Lidah Yang Tersangkut di Kerongkongan Ibu."

Pertunjukan ini merupakan kolaborasi lintas disiplin yang melibatkan Mahatma Muhammad sebagai penata latar, Jumaidil Firdaus sebagai komposer, Yusuf Fadly Aser sebagai direktur artistik, dan Nanda Pradinhe sebagai penata kostum.

Berikutnya, penonton diarahkan ke panggung belakang untuk menyaksikan pertunjukan "Indomiii Rasa Rendang / Sambil Menyelam Minum Plastik" oleh Komunitas Seni Nan Tumpah.

Pertunjukan ini disutradarai oleh Mahatma Muhammad, dengan penata gerak Deslenda, penata musik Tenku Raja, penata cahaya Karta Kusumah, dan penata kostum Nanda Pradinhe.

Rangkaian acara pembukaan diakhiri dengan pembukaan pameran seni yang diawali dengan suara keras dari mobil karya Olimsyaf Putra Asmara.

Rangkaian Acara Hari Kedua

Pada hari kedua PNT, Senin, 25 Agustus 2025, agenda dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan diskusi buku dan pelatihan menulis di Ruang Bertumbuh. Pameran seni juga telah dibuka secara reguler sejak pagi.

Siang harinya, pukul 13.30 WIB, digelar pelatihan sablon bersama “Sumatera Sablon Sindikat” dari Indonesiasia Apparel, serta diskusi seni bersama seniman Afrizal Malna dan Edy Utama.

Sore hari, antara pukul 16.00 hingga 18.00 WIB, pengunjung dapat menikmati penampilan eksibisi dari SMA Negeri 9 Padang, SMKN 4 Sijunjung, dan Komunitas Sinuruk Mattaoi.

Setelah jeda istirahat, acara dilanjutkan pada pukul 19.00 WIB dengan pemutaran film dari BPK III. Selanjutnya, ada pertunjukan seni "Gala Resonant" oleh Muhammad Ghifary dan "KM 0" dari Komunitas Payung Sumatera.

Rangkaian agenda hari kedua ditutup dengan "Pertunjukan Chaos: Metode Riset Artistik dan Autobiografi Dalam Performa Yang Terus Menerus Kandas" oleh Arung Wardhana.

PNT hadir sebagai festival yang menyadari potensi seni untuk merespons tantangan kontemporer yang dihadapi masyarakat. Festival ini tidak hanya menjadi wadah bagi seniman untuk berekspresi, tetapi juga untuk memikirkan bagaimana karya mereka dapat berkontribusi pada perubahan sosial yang lebih luas.

Baca Juga: Pekan Nan Tumpah 2025 Dibuka, Pertunjukan "Indomiii Rasa Rendang" Sentil Ironi Politik Pangan

Melalui kolaborasi lintas disiplin, PNT mendorong seniman untuk bereksperimen, menciptakan karya yang relevan dengan isu-isu sosial dan budaya terkini. [*/hdp]

Baca Juga

Pekan Nan Tumpah 2025 Dibuka, Pertunjukan "Indomiii Rasa Rendang" Sentil Ironi Politik Pangan
Pekan Nan Tumpah 2025 Dibuka, Pertunjukan "Indomiii Rasa Rendang" Sentil Ironi Politik Pangan
Jadwal Lengkap Pekan Nan Tumpah 2025: Dari Diskusi Sastra, Pelatihan Turuk Laggai, hingga Pertunjukan Barongsai
Jadwal Lengkap Pekan Nan Tumpah 2025: Dari Diskusi Sastra, Pelatihan Turuk Laggai, hingga Pertunjukan Barongsai
Pekan Nan Tumpah Kembali Digelar, Merayakan Seni yang Lelah Diklasifikasi
Pekan Nan Tumpah Kembali Digelar, Merayakan Seni yang Lelah Diklasifikasi
Koreografer Siska Aprisia Tampil di Pekan Nan Tumpah 2025 dengan Karya Ulu Ambek
Koreografer Siska Aprisia Tampil di Pekan Nan Tumpah 2025 dengan Karya Ulu Ambek
Karya Kolektif Kelana Akhir Pekan dari Padang Pariaman Pukau Kids Biennale Indonesia 2025
Karya Kolektif Kelana Akhir Pekan dari Padang Pariaman Pukau Kids Biennale Indonesia 2025
Komunitas Seni Nan Tumpah Gelar Diskusi Intensif Bahas Alih Media, Produksi Seni, hingga Strategi Komunitas
Komunitas Seni Nan Tumpah Gelar Diskusi Intensif Bahas Alih Media, Produksi Seni, hingga Strategi Komunitas