Painan, Padangkita.com - Cahaya matahari menyengat. Panas membakar di ubun-ubun. Keringat mengalir di sela helai rambut. Saat bersamaan, dari Painan, Bupati Pesisir Selatan (Pessel) Rusma Yul Anwar bersama rombongan bertolak menuju kediaman keluarga miskin Rudi Hartono (39 tahun) dan Betri Sopiana (30 tahun).
Perjalanan menggunakan kendaraan roda empat menghabiskan waktu 2 jam.
Keluarga yang dikunjungi Bupati Rusma ini mendiami sebuah ‘rumah’ yang sebetulnya belum bisa disebut ‘rumah’, di Kampung Gunung Pauh, Nagari Amping Parak Timur, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Saat rombongan tiba, Bupati Rusma melihat pasutri itu duduk termenung di depan rumahnya yang reyot beratap seng yang sudah bocor. Rumah itu berdinding papan yang sudah lapuk berlantai tikar sudah usang.
Bersama istri dan dua orang anaknya, Rudi tinggal di sini, di rumah berukuran sekitar 4X6 meter per segi. Tak bisa dibayangkan, apa yang terjadi saat hujan lebat dan angin kecang. Rudi tidur bersesak dengan istri dan dua anaknya dalam rumah yang bocor ini.
Kepada Bupati Rusma, Rudi mengaku acap kali tak bisa tidur saat hujan. Sebab, rumahnya sudah bocor dan dinding rumah yang sudah lapuk dimakan usia. Ia pun harus 'batanggang' dan berusaha tidur sembari duduk.
Rumah itu memang berpintu, namun pintu itu sudah lapuk dimakan anai-anai. Untuk menyangga pintu agar tak terbuka ditiup angina, terpaksalah Rudi memakai terpal seadanya.
"Pintu yang sudah lapuk itu ditempel pakai terpal, Pak. Kini, saya sangat senang rumah saya dikunjungi Pak Bupati, semoga rumah saya cepat dapat bantuan," ungkap Rudi didampingi anak dan istrinya, kepada Bupati Rusma.
Mata mereka berkaca-kaca.
Rudi berkisah, kala malam meski tak hujan, hembusan angin begitu dingin sampai ketulang dan nyamuk berputar-putar di sekitar lubang telinga. Bukan itu saja, di kala hujan, binatang seperti lipan, ular dan kalajengking sering memanjat rumah ini.
"Alhamdulillah, keluarga saya belum pernah digigit atau dipantak binatang itu," kata Rudi mencoba tegar.
Ia tak tahu sebabnya. Menurutnya, sering kali setelah hujan, biasanya binatang berbisa itu merayap ke sana ke mari, berkeliaran.
Pekerjaan sehari-hari, Rudi Cuma buruh tani. Kadang menanam padi dan bertanam sayuran di belakang rumah. Padi dan sayuran yang ditanamnya untuk dikonsumsi sendiri, kalau ada lebih, baru dijualnya.
Rudi memiliki dua orang anak dari hasil perkawinannya dengan Sopiana: Reski Ramadhan (11 tahun) dan Alfatih Akbar (4 tahun). Sebagai anak tertua, Reski yang menjaga adiknya ketika bapak dan amak pergi ke sawah.
"Sehari-hari hidup kami dibantu tanaman sayuran. Bila padi belum panen, kami membeli beras dari hasil tanaman sayur. Terima kasih ya Pak Bupati yang telah sudi membantu untuk pembangunan rumah kami," ujar Sopia sambil mengusap air mata.
Selain bertani, Rudi juga ikut bekerja sebagai 'mangampo' (mengolah gambir). Upah yang ia terima tak menentu, tergantung harga gambir di pasaran.
"Kadang digaji Rp100 ribu perhari, rencana uang Rp100 ribu ditabung untuk membangun rumah. Kini, Alhamdulillah bedah rumah dapat bantuan dari Bupati," ujarnya senang.
Bupati Pessel Berikan Bantuan
Bupati Rusma Yul Anwar mengatakan, dua keluarga penerima bantuan bedah rumah adalah keluarga Rudi Hartono dan keluarga Azwil. Bantuan ini merupakan program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Rusma menyampaikan, program bedah rumah tersebut adalah bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk membantu masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.
"Ini bantuan dari Baznas Pessel, senilai Rp20 juta untuk masing-masing penerima bantuan," ujarnya.
Bupati juga menekankan, rumah yang dibangun melalui dana Baznas itu harus memenuhi standar rumah layak. Mulai dari struktur bangunan, atap, lantai, dan dinding.
Baca juga: Perbaikan Jembatan Amblas di Depan SMAN 2 Bayang Perlu Penanganan Komprehensif
Kepala Baznas Pessel, Yose Leonando mengatakan, pihaknya selalu mengakomodasi segala keluhan masyarakat selagi memenuhi syarat yang ditentukan.
"Selagi memenuhi syarat yang telah ditentukan maka kami akomodasi," terangnya.
"Di Nagari Amping Parak Timur kami serahkan sebanyak dua unit rumah, masing-masing menerima Rp20 juta," kata dia.
[*/min]