Bukittinggi, Padangkita.com - Sektor Pariwisata Kota Bukittinggi mengalami kerugian mencapai Rp3,5 miliar. Hal tersebut disebabkan merebaknya Corona Virus Disease (Covid-19).
Kerugian tersebut terhitung semenjak kunjungan wisata dari dalam negeri dan mancanegara ke Bukittinggi ditutup pada akhir Maret lalu.
Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Ekonomi dan Kreatif Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parpora) Bukittinggi Suzy Yanti mengatakan, untuk di objek wisata berbayar saja kerugian mencapai Rp1 miliar lebih.
“Sejak diumumkan penutupan pada Maret lalu, kunjungan turun drastis hingga 100 persen,” jelasnya, Senin (20/4/2020).
Hal tersebut, kata Suzy, juga berimbas pada tingkat hunian hotel. Tercatat, sejumlah hotel di bawah naungan PHRI Bukittinggi banyak yang kosong bahkan banyak pekerja yang dirumahkan.
"Semua hotel di Bukittinggi banyak yang kosong, paling cuma ada satu kamar yang terisi," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bukittinggi Vina Kumala. Ia mengatakan, merebaknya Covid 19 ini berdampak besar bagi hotel dan restoran yang ada di Bukittinggi.
Baca juga: 2 Kali Rapid Test Positif, Wakil Wali Kota Bukittinggi Diisolasi
“Sejak sepekan setelah diumumkannya adanya pasien positif, terus dengan adanya pengumuman penutupan objek wisata otomatis pengunjung tidak ada apalagi tamu hotel,” sebutnya.
Vina menekankan, kondisi hunian hotel saat ini dapat dikatakan tidak ada. Hal itu berimbas besar pada omset hotel dan restoran.
Menurutnya, penurunan omset tersebut akhirnya membuat beberapa hotel besar dan kecil serta restoran di Bukittinggi tutup dan karyawan terpaksa dirumahkan.
Sementara itu, beberapa hotel yang masih buka, harus menggilir jadwal karyawan untuk bergantian bekerja. Hal itu dilakukan karena ketidaksanggupan pihak manajemen hotel untuk membiayai upah karyawan.
Ia lantas berharap pemerintah dapat memberikan bantuan guna menghidupi kembali hotel dan restoran serta membiayai karyawan.
“Dengan kondisi ini kita juga berharap adanya uluran tangan dari Pemerintah Kota. Kita sebagai penyumbang PAD selama ini, wajar jika seandainya dalam kondisi seperti ini mendapat perhatian juga dari pihak pemerintah," ujarnya
"Karena kondisi saat ini, benar-benar jauh diambang batas. Bahkan karyawan ada yang dirumahkan karena tidak sanggup lagi untuk membayar gajinya,” tambah Vina. [agg/try].