Pameran Seni Rupa 'Pulang' jadi Refleksi 21 Tahun Komunitas Belanak

Pameran Seni Rupa 'Pulang' jadi Refleksi 21 Tahun Komunitas Belanak

Komunitas Seni Belanak mengadakan pameran seni rupa dengan tema ‘Pulang’ di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat (TBSB), untuk menyambut ulang tahun yang ke-21. [Foto: Dok. Like/Padangkita]

Padang, Padangkita.com - Komunitas Seni Belanak mengadakan pameran seni rupa dengan tema ‘Pulang’ untuk menyambut ulang tahun yang ke-21.

Kegiatan yang bertempat di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat (TBSB), dijadwalkan selama 4 hari yang telah dimulai hari ini (4/9/2024) hingga 7 September mendatang.

Pameran ‘Pulang’ diikuti oleh 31 perupa yang berasal dari berbagai kota di Indonesia seperti Padang, Bukitinggi, Palembang, Tangerang dan Yogyakarta.

“Pulang merupakan proses yang melibatkan ruang dan waktu, di mana sesuatu kembali pada titik awal. Kata ‘pulang’ akan menciptakan ruang berpikir kreatif. Apakah ada perubahan setelah proses pulang itu terjadi? Bisa jadi seseorang pulang dari merantau karena kerinduan atau ingin membangun ekonomi di kampung halaman. Tentu ini akan menjadi hal yang kompleks karena akan bersentuhan dengan adat dan agama,” ungkap Syarial Yayan, kurator Pameran Pulang, dalam catatan kuratorialnya.

Tema pulang berawal dari lukisan besar yang dibuat oleh Komunitas Seni Belanak untuk memenuhi undangan pameran Open Cp Biennale di Museum Bank Indonesia, Jakarta tahun 2008. Karya itu dikuratori oleh Asmujo dan berjudul ‘Pulang’.

Karya ‘Pulang’ merupakan repro lukisan Wakidi dan teknik melukis Wakidi, namun ukurannya jauh lebih besar dari lukisan Wakidi yang asli yakni 9 meter x 3 meter. Pada Pameran ‘Pulang’, karya ini akan dipamerkan.

“Lukisan Pulang menggambarkan beberapa orang perempuan berjalan pulang dari suatu tempat dengan membawa beban junjungan menuju ke suatu tempat dan berlatar belakang alam Minangkabau,” jelas pendiri Komunitas Seni Belanak.

Menurut Yayan, kata ‘pulang’ juga memberikan ruang kepada seniman untuk berpikir dan berekplorasi dalam menemukan tanda-tanda visual dan mengeksekusinya dalam bentuk karya seni. Hal ini yang menjadi salah satu kurasi untuk menentukan siapa saja seniman yang akan terlibat dalam pameran. Seniman yang terlibat bukan hanya dari Komunitas Belanak saja tapi juga komunitas seni yang lainnya.

Adapun seniman yang terlibat pada pameran ini adalah mereka yang cukup aktif berkarya di dunia seni rupa. Mereka di antaranya, Ahmat Sarjoni, Ahmat Sofiyan, Alberto, Alif Prayono, Angga Deka Kurnia, Angga Elpatsa, Benny Saputra, Alfarizi Andrinaldi, Dika Andrian, Edi Bonetski, Erianto, dan Erlangga.

Kemudian, Ermansyah, Ferdian Ondira Asa, Fitra Alex, Firdaus, Imam Teguh, Irvan Sawendri, Irwandi, Muhammad Ridwan, Ismail Zulfikar, Iswandi, Novando Mushil, Ridha Nur Safitri, Roni Buya, Sastra Adi Kusuma, Syahrial Yayan, Taufiq Hidayat, Thariq Munthaha, Jufri Gusrianto, dan Zekelver Muharam.

Novando Mushil, Ketua Komunitas Seni Belanak menyebutkan kegiatan ini dipersiapkan kurang lebih 3 bulan. Adapun untuk pendanaan, komunitas Belanak mengumpulkannya secara sukarela mulai dari sumbangan dari alumni dan anggota, serta penjualan merchandise.

“Sebelum kegiatan ini, kita mengadakan pra-kegiatan yang berjudul ‘Sabalun Pulang’. Kegiatan ini sebagai pemanasan sekaligus mengajak semua kawan dan jaringan untuk mendiskusikan tentang kekaryaan seni rupa sesuai dengan tema pameran “Pulang”. Ada 3 kegiatan di 3 titik yang berbeda,” ujar Nando, panggilang akrab Novando Mushil,

Pada 14 Juli 2024 ada Seni Berkreasi bersama Anak-anak Gang Muhajirin, di lokasi sekretariat Komunitas Belanak. Lalu, 15 dan 16 Juli 2024, ada Art Exhibition dan Artist Talk bersama perupa Indra Gunawan a.k.a Tranex dan Febri Maulana a.ka Kantuang di Paliospiti Coffee.

Selanjutnya, 27 dan 28 Juli 2024, ada performance art, music performance dan artist talk bersama perupa Alex Fitra dan Alberto di Kupi Batigo Space.

Selain pameran seni rupa, kata dia, nantinya di Pameran Pulang, juga ada performce art dari Benny Saputra, Alfarizi Andrinaldi, Edi Bonetski, Febrian Maulana, Indra Gunawan, dan Zekalver Muharam. Ada pula workshop seni oleh berbagai komunitas seni kota Padang seperti Art Therapy dari Dangau Studio, Workshop Clay dari Monobi Studi, Interaksi Konsentrasi dari Kadai Loket, Bioskop Taman dari Ladang Rupa, dan Worskhop Sablon dari Indonesiasia.

Tidak hanya itu. Berikutnya, akan ada juga performance Band dari Dio Classical Guitar, Sending Rasa, Blue Moon, Great God, Rules 18, Lalang, Papan Iklan, Pelangi Belanak dan Hototo.

“Kegiatan ini tidak dipungut biaya. Karenanya kami mengajak seluruh warga Sumatera Barat untuk hadir mengapresiasi karya seni rupa seniman Indonesia,” ungkap Nando.

Pameran “Pulang” juga didukung oleh berbagai komunitas dan media yang ada di kota Sumatera Barat seperti Telik, Ladang Rupa, Komunitas Kadai Loket, Komunitas Seni nan Tumpah, Monobi, Zenith Graff, Dangau Studio, Gazp, Sarga, Indonesiasia, Pelita Padang, Minang lip, Ota Lapau, Media Seni Indonesia, Seni Sumatera, HMJ Seni Rupa, RRI Padang, Infosumbar, Unit Kegiatan Kesenian UNP, Info Seni Sumatera dan lainnya.

Komunitas Seni Belanak sendiri didirikan pada tanggal 23 Agustus 2003, merupakan ruang studi dan aktivitas perupa muda di Padang Sumatera Barat (Sumbar). Komunitas ini mencoba mengakomodasi perupa-perupa muda maupun karya-karyanya, lewat pencermatan pada proses dan alur perkembangannya. Komunitas Seni Belanak bergerak secara non profit, dan melakukan hubungan kerja dengan berbagai pihak demi menyemarakkan aktivitas berkesenian dan pencerahan apresiasi publik.

Komunitas seni Belanak didirikan oleh puluhan perupa kota Padang yang berasal dari kelompok Kantau. Mereka memiliki sekretariat yang terletak di Jalan Belanak. Pada tahun 2023 mereka sepakat untuk membuat komunitas yang namanya diambil dari lokasi sekretariat yaitu Belanak.

Baca juga: Pameran Seni Rupa ‘Move’ di Padang Libatkan 44 Seniman, Berlangsung hingga 25 Juni

“Salah satu alasan lain soal penamaan Belanak karena ikan belanak itu hidup berkomunal. Ketika satu ekor mengarah ke kiri maka semuanya akan mengarah ke kiri. Begitu sebaliknya. Karenanya, filosofi itu menjadi semangat bagi komunitas seni Belanak untuk membangun kebersamaan dan kolektivitas bersama anggotanya,” jelas Nando.

[*/ike]

Baca Juga

Momen Haru Lina Saat Warung Lontong Picalnya Dikunjungi Gubernur Mahyeldi
Momen Haru Lina Saat Warung Lontong Picalnya Dikunjungi Gubernur Mahyeldi
Sumbar Tambah Medali Perunggu dari Cabor Gateball, masih Berpeluang Raih Emas
Sumbar Tambah Medali Perunggu dari Cabor Gateball, masih Berpeluang Raih Emas
Kolaborasi Mahyeldi-Vasko dan Muhammadiyah untuk Majukan Sumatera Barat
Kolaborasi Mahyeldi-Vasko dan Muhammadiyah untuk Majukan Sumatera Barat
Gubernur Mahyeldi Motivasi Admin Medsos OPD Pemprov Sumbar dengan Teori Jendela Johari
Gubernur Mahyeldi Motivasi Admin Medsos OPD Pemprov Sumbar dengan Teori Jendela Johari
Kalahkan Pegulat Tuan Rumah, M. Fauzan  Sumbang Medali Perunggu untuk Sumbar
Kalahkan Pegulat Tuan Rumah, M. Fauzan Sumbang Medali Perunggu untuk Sumbar
Raffi Ahmad Dukung Vasko Ruseimy, Siap Membantu Membangun Sumatera Barat
Raffi Ahmad Dukung Vasko Ruseimy, Siap Membantu Membangun Sumatera Barat