Padang Larang Iklan, Prancis Terapkan Cara ini Untuk Kendalikan Rokok

Padang Larang Iklan, Prancis Terapkan Cara ini Untuk Kendalikan Rokok

Ilustrasi (Sumber: ist)

Lampiran Gambar

Ilustrasi (Sumber: ist)

Padangkita.com - Hingga saat ini masih banyak masyarakat di dunia yang pro dan kontra tentang aturan pengendalian dan pelarangan rokok, termasuk di Indonesia.

Bagi Indonesia, rokok dianggap sebagai salah satu industri yang berkontribusi bagi perekonomian. Jadi jika rokok dikendalikan atau bahkan dilarang peredarannya tentu saja akan berdampak pada ekonomi rakyat. Mulai dari petani hingga perusahaan-perusahaan rokok yang ada.

Namun hal ini tidak berlaku bagi pemerintahan Prancis. Untuk mengendalikan peredaran tembakau di wilayahnya, harga rokok akan dinaikan hingga 43 persen dalam 3 tahun ke depan.

Menteri Kesehatan Prancis, Agnes Buzyn menjelaskan harga rokok saat ini adalah 7 euro atau sekitar Rp107.000. Kedepannya harga rokok akan naik menjadi 10 euro atau Rp153.000, seperti dikutip reuters.

Menurutnya kenaikan harga rokok ini diharapkan menjadi efek bagi peningkatan kualitas kesehatan di masyarakat Prancis. Dia menerangkan kebijakan ini meniru kebijakan yang dilakukan pemerintah Inggris pada tahun 2006 silam. Dengan kebijakan itu, pravelensi perokok aktif di Inggris menurun dari 30 persen menjadi 20 persen.

"Kita berharap hal yang serupa terjadi di Prancis," katanya.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1 dari 5 orang dewasa Prancis merokok setiap harinya. Hal tersebut berarti sekira 19 persen orang dewasa di Prancis merupakan perokok dalam usia yang produktif.

sementara itu di Indonesia, kebijakan yang baru bisa diambil adalah soal larangan merokok di tempat umum. Di Padang, pemerintah kotanya baru berani menolak penayangan atau publikasi iklan rokok pada 1 Januari 2018. Namun langkah ini diambil oleh Pemko Padang agar iklan atau publikasi rokok bisa dibatasi.

Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah menyatakan bahwa rokok dapat merusak mental generasi muda. Dan generasi muda di Padang sepakat untuk menolak iklan rokok.

“Anak-anak muda di Padang menyampaikan aspirasinya, mereka tidak ingin terus jadi target iklan rokok,” kata Walikota beberapa waktu lalu.

Mahyeldi menjelaskan pemerintah kota Padang siap kehilangan pemasukan daerah dari iklan rokok sebesar Rp3-4 miliar pertahunnya.

Data sebelumnya menyembutkan industri rokok di tanah air menyumbang 1,66% total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Pada tahun 2013, devisa negara yang diperoleh dari ekspor rokok mencapai US$ 700 juta. Selain itu, 6,1 juta jiwa penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya di industri rokok baik secara langsung atau pun tidak langsung. Termasuk di dalamnya 1,8 juta petani tembakau dan cengkeh (sumber: kemendag).

Menurut laporan dari Lembaga Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), jumlah perokok di dunia sekitar 11 persennya adalah anak-anak muda. Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi perkembangan dan kesehatan mereka.

Baca Juga

GAIA Dental Clinic Rayakan 3 Tahun dengan Perawatan Berkualitas dan Kejutan Spesial!
GAIA Dental Clinic Rayakan 3 Tahun dengan Perawatan Berkualitas dan Kejutan Spesial!
Labkesmas Pariaman Dioperasikan Pertengahan 2025, Pemeriksaan Kesehatan akan lebih Akurat
Labkesmas Pariaman Dioperasikan Pertengahan 2025, Pemeriksaan Kesehatan akan lebih Akurat
RSAM Bukittinggi Kini Punya Fasilitas Radioterapi dan Unit Pengelola Darah untuk Pasien Kanker
RSAM Bukittinggi Kini Punya Fasilitas Radioterapi dan Unit Pengelola Darah untuk Pasien Kanker
Pertama di Sumbar, Pemeriksaan Skrining TB dengan X-Ray Portable Dilakukan di Lapas
Pertama di Sumbar, Pemeriksaan Skrining TB dengan X-Ray Portable Dilakukan di Lapas
Ilmuwan Muda Ini Emosi Masakan Padang Disebut Tidak Sehat, Tunjukkan Titik Masalahnya
Ilmuwan Muda Ini Emosi Masakan Padang Disebut Tidak Sehat, Tunjukkan Titik Masalahnya
GAIA Dental Clinic di 'Spelling Bee' Jadi Momen Orang Tua dan Anak untuk Peduli Kesehatan Gigi
GAIA Dental Clinic di 'Spelling Bee' Jadi Momen Orang Tua dan Anak untuk Peduli Kesehatan Gigi