Berita Sumbar hari ini: Di Pasaman Barat terdapat 19 titik panas dan Pesisir Selatan (Pessel) 11 hotspot.
Padang, Padangkita.com - Kualitas udara di Sumatra Barat (Sumbar) mengalami penurunan karena munculnya sejumlah titik panas atau kebakaran di sejumlah lokasi di Pulau Sumatra (Sumbar, Riau dan Jambi).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Padangkita.com dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kemunculan titik panas di sejumlah daerah di Pulau Sumatra dalam 10 hari terakhir berstatus tinggi.
Rinciannya, Provinsi Aceh delapan kawasan, Sumatra Utara (Sumut) tiga kawasan, Riau dua kawasan, Bengkulu satu kawasan dan Sumbar dua titik, yakni di Pasaman Barat (Pasbar) dan Pesisir Selatan. Di Pasaman Barat terdapat 19 titik panas dan Pesisir Selatan 11 hotspot.
"Pola angin di atas Sumatra pada Februari umumnya berembus pada komponen barat laut hingga timur laut dari arah wilayah Sumut dan Riau melewati wilayah Sumbar," kata Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global (SPAG) GAW Bukit Kototabang, Wan Dayantolis, Kamis (18/2/2021).
Oleh karena itu, katanya, kemunculan hotspot pada wilayah tersebut berpotensi memberikan berpengaruh pada kualitas udara di Sumatra Barat.
Berdasarkan data PM10 pada GAW Kototabang, rata-rata 24 jam berkisar di bawah 50 μg/m3 yang berarti masih dalam kategori kualitas udara baik (Peraturan Men-LHK Nomot 14 tahun 2020).
Namun dari segi tren terjadi peningakatan dari rata <20 μg/m3 menjadi 20-30 μg/m3 dalam sepekan terakhir. Kondisi ini secara visual menghasilkan kondisi udara kabur namun belum menurunkan jarak pandang.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan SPAG GAW Bukit Kototabang, simulasi model CAMS ECMWF, pada rentang waktu Kamis hingga Minggu (18-20/2/2021), terlihat potensi penyebaran polutan udara berupa PM2.5 dari arah utara-timur laut mendekati wilayah Sumatra Barat.
"Kabupaten dan Kota yang berpotensi mengalami kenaikan konsentrasi PM2.5 antara lain Pasaman, Limapuluh Kota, Agam, Payakumbuh, Sijunjung, Sawahlunto, dan Dharmasraya. Namun, besaran itu masih berada di kisaran 5-12 μg/m3 sehingga masih berada pada kondisi kualitas udara yang baik," katanya.
Meskipun demikian, kata dia, potensi hujan masih berpeluang terjadi sebagian besar wilayah Sumatra Barat. Hal ini bisa membantu menjernihkan lagi udara karena hujan akan membawa turun polutan yang ada di atmosfer.
Baca juga: Potensi Hujan Rendah, 11 Titik Panas Masih Terpantau di Sumbar
"Kami meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan kejadian kebakaran hutan dan lahan dan memperhatikan informasi mengenai kondisi kualitas udara dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi atau Kabupaten dan Kota Sumbar beserta BMKG juga," tuturnya. [pkt]