Bukittinggi, Padangkita.com – Masih ingat dengan penemuan mayat tanpa indentitas di Pendakian Wowo, Bukittinggi pada Jumat (6/11/2020) lalu? Selama lima minggu berselang, Polresta Bukittinggi akhirnya berhasil mengungkap kasus di balik penemuan mayat penuh luka itu.
Jasad yang telah dimakamkan itu bernama Dwangkara Wirayuda, 13 tahun, warga Aek Kanopan, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatra Utara (Sumut). Remaja yang kesehariannya bekerja sebagai pengamen jalanan di Kota Bukittinggi ini adalah korban pembunuhan.
Kapolres Bukittinggi AKBP Dody Prawiranegara didampingi Kasat Reskrim Polres Bukittinggi, AKP Chairul Amri Nasution saat pelaksanaan apel pagi Kamis (3/12/2020) di halaman Mapolres Bukittinggi, membenarkan pengungkapan kasus tersebut. Bahkan, Polres telah mengamankan seorang yang diduga pelaku.
Dody menjelaskan, dari hasil identifikasi awal yang dilakukan oleh tim Inafis di TKP serta dari hasil otopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara Polda Sumbar, ditemukan tanda kekerasan benda tajam pada dada yang menjadi penyebab kematian laki-laki tanpa identitas tersebut.
Dari hasil otopsi tersebut Tim Opsnal Reskrim Polresta Bukittinggi kemudian melakukan penyelidikan untuk mencari identitas serta penyebab kematian korban.
"Awalnya Tim Opsnal mendapatkan identitas mayat dari hasil koordinasi dengan Polsek Aek Kualuh Hulu, Polres Labuan Batu, Polda Sumatra Utara," jelas Kapolres.
Identitas mayat tersebut kemudian diketahui bernama Dwangkara Wirayuda, 13 tahun, warga Aek Kanopan, Kabupaten Labuan Batu, Sumut. Korban bekerja sebagai pengamen jalanan di Kota Bukittinggi.
Polisi kemudian memeriksa sejumlah saksi. Hingga ada saksi yang mengaku diancam oleh pelaku. Dari sini, polisi mengetahui dan mengantongi identitas pelaku. Pelaku, kata polisi, menyuruh saksi tersebut pulang kampung ke Sumut.
"Informasi dihimpun dari hasil olah TKP, alat bukti, serta keterangan saksi yang juga diancam pelaku akan dibunuh apabila kembali ke Bukittinggi. Oleh sebab itu kita berkoordinasi dengan Polresta Deli Serdang dan saksi langsung kita jemput. Dari keterangan saksi itulah penyelidikan mengarah kepada laki-laki berinisial DS, 27 tahun, warga Tarok Dipo, Kota Bukittinggi," terangnya.
Pelaku DS kemudian diamankan pada hari Rabu (2/12/2020) dan dilakukan pemeriksaan awal serta gelar perkara.
"Kita menetapkan DS sebagai tersangka kasus kekerasan terhadap anak yang menyebabkan matinya anak. Dikarenakan korban masih di bawah umur, saat itu kita masih melakukan pengejaran terhadap satu tersangka lainnya yang ikut serta melakukan kekerasan terhadap korban yang mana indentitasnya juga sudah kita kantongi," ungkap Kapolres.
Baca Juga: Jasad Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas di Pendakian Wowo Bukittinggi, Ada Bekas Tusukan di Dada
Dari hasil pemeriksaan, DS yang melakukan penusukan terhadap korban menggunakan benda tajam jenis pisau lipat. Sedangkan motif pelaku, karena tidak terima disindir korban. Pada saat itu pelaku sedang dalam pengaruh minuman keras tradisional jenis tuak.
Baca Juga: Jenazah Laki-laki Tanpa Identitas yang Ditemukan di Pendakian Wowo, Dikuburkan di TPU Gulai Bancah
"Untuk pasal yang kita terapkan terhadap pelaku adalah Pasal 80 ayat 3 jo 76 C UU No. 35 tahun 2014 tentang perubahan UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman pidana 15 tahun penjara." [pkt]
