
Ilustrasi baca buku (Foto: Pexels)
Padangkita.com - Dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional (HGN) Pemerintah Kota (Pemko) Padang menggelar festival literasi dan edukasi, Selasa (21/11/2017). Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Barlius mengatakan daya baca orang Indonesia masih lemah. Perlu adanya upaya untuk terus meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat.
Menurutnya, upaya untuk meningkatkan daya baca masyarakat harus melibatkan semua sektor. Pihaknya mendorong melalui pendidik dan kegiatan yang melibatkan peranan para orang tua.
"Kesadaran literasi yang rendah ini akan terus kita dorong melalui pendidik dan kegiatan di sekolah yang melibatkan juga para orang tua," Kata Barlius.
Barlius menjelaskan rata-rata membaca buku orang Indonesia masih jauh di bawah beberapa negara lain di dunia. Rendahnya 'kemelekan' literasi ini perlu terus menerus didorong agar generasi memiliki kesadaran literasi yang tinggi.
Kondisi minat baca bangsa Indonesia memang cukup memprihatinkan. Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.
Sementara itu, Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah mengatakan salah satu upaya meningkatkan kesadaran literasi anak didik sejak dini salah satunya melalui festival literasi dan edukasi sehingga masyarakat menerima informasi seluas-luasnya.
"Diadakan Festival Litetasi dan Edukasi salah satu upaya meningkatkan kesadaran literasi tersebut," imbuh Walikota dikutip dari humas pemko.
Walikota menambahkan, masyarakat juga terus didorong untuk mengenali literasi agar menjadi masyarakat yang cinta membaca. Program penguatan keluarga 1821 juga dalam rangka memberi kesempatan kepada anggota keluarga untuk memotivasi anak-anak belajar dan membaca.
"Kita dorong masyarakat untuk lebih mencintai literasi," jelasnya.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD & Dikmas) Kemendikbud, Harris Iskandar mengatakan, meski angka melek huruf kita tinggi, namun minat baca dan daya baca masih rendah. Hubungan buta huruf dengan kemiskinan sangat nyata.
"Sampai saat ini kami masih berjuang untuk mengentaskan buta huruf di desa-desa dan kantong-kantong kemiskinan oleh karena itu gerakan literasi nasional oleh Kemendikbud harus terus-menerus digalakkan,” katanya.