Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Mengenang hari lahir Hamka pada 17 Februari lewat karya-karya yang ditinggalkannya
Padang, Padangkita.com - Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan Buya Hamka lahir di Tanah Sirah, Sungai Batang, di pinggir Danau Maninjau (Kabupaten Agam), Sumbar pada 17 Februari 1908.
Sejak dini Hamka giat belajar dengan siapa pun dan menghasilkan berbagai macam karya yang sering dijadikan bahan rujukan.
Untuk berselancar dan mengenang Buya Hamka bisa melalui karyanya, berikut beberapa karya Buya Hamka, dikutip Padangkita.com dari berbagai sumber.
Karya Berdinding Penjara
Sosok Hamka pantas untuk dibicarakan sampai saat ini karena sepanjang hidupnya dia selalu mensyukuri waktu apapun keadaannya.
Tergambar ketika Hamka dipenjarakan Presiden Soekarno selama kurun waktu dua tahun, dengan alasan Hamka dianggap anti-Soekarno.
Hebatnya selama dipenjara dia berhasil menamatkan Tafsir Al-Azhar (tafsir alquran 30 Juz) sebagai karya masterpiece-nya, dirinya tak jenuh menyelesaikan 30 jilid bentuk karya monumental.
Karya Epik Dijadikan Film
Untuk sebagian orang rasanya tak bosan menonton film berjudul Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938) dan Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (1939).
Dibalik bagusnya film tersebut terdapat seorang pengarang secara halus mengkritik adat Minang dari tulisannya.
Pesan kedua karya ini sama yaitu menceritakan pengalaman perih anak manusia karena harus menghadapi kenyataan adat Minang yang keras.
Selain kedua karya tersebut ada karya lain berjudul Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, berisi kritikan tajam kepada adat Minang.
Karya Bertaut Sejarah sebagai Bahan Ajar
Sosok Buya Hamka tak pernah kehabisan ide perihal menulis bahkan dia juga menggunakan tulisannya sebagai bahan ajar kepada muridnya di IAIN sebelumnya di Tabligh School, dan Kulliyatul Muballighin Padang Panjang.
Tentu ini bisa dijadikan dorongan motivasi untuk berkarya di zaman serba canggih ini. Salah satu bukunya berjudul Sejarah Ummat Islam terbit di tahun 1961 terdiri dari empat jilid.
Buku tersebut bukan saja disusun bersumber dari buku-buku Islam namun juga dari orientalis barat.
Sederet Karya di Bidang Agama
Walaupun Buya Hamka terkenal sebagai ulama namun karyanya tidak selalu menjurus ke sana.
Namun ada beberapa karya yang ditulis sangat khusus membahas agama seperti Tasawuf Modern, Lembaga Hikmat, Pandangan Hidup Muslim, dan 1001 Soal-Soal Hidup.
Hamka juga menulis pada majalah Islam, dalam Panji Masyarakat yang merupakan majalah yang didirikan dan langsung dikelola sendiri.
Baca Juga: Ini Fitria Yusuf, Cucu Buya Hamka yang Akhirnya Mualaf
Segudang Karya Lainnya
Segudang karya Hamka yang bisa dipelajari seperti Khatibul Ummah (Jilid-1-3) bertuliskan huruf Arab, Si Sabariah (1928), Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddig, 1929), Adat Minangkabau dan Agama Islam (1929), Dalam Lembah Kehidupan (Balai Pustaka, 1939), Merantau ke Deli (1940), Falsafah Hidup (1939), Negara Islam (1946), dan lainnya. [mg1/abe]