Mengenali dan Mengatasi Pertumbuhan Lambat pada Balita, Panduan dari Dokter Spesialis Anak SPH

Mengenali dan Mengatasi Pertumbuhan Lambat pada Balita, Panduan dari Dokter Spesialis Anak SPH

Dokter Spesialis Anak Semen Padang Hospital, dr. Eva Chundrayetti. [Foto: IST]

Padang, Padangkita.com – Pertumbuhan yang optimal pada balita merupakan indikator penting kesehatan dan perkembangan anak.

Namun, tidak jarang orang tua dihadapkan pada kondisi pertumbuhan lambat, yaitu ketika anak tidak mengalami peningkatan berat badan, tinggi badan, atau perkembangan fisik lainnya sesuai dengan standar usia dan jenis kelaminnya.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari asupan gizi yang kurang hingga kondisi psikologis anak.

Dr. dr. Eva Chundrayetti, Sp.A (K), seorang Dokter Spesialis Anak dari Semen Padang Hospital (SPH), memaparkan ciri-ciri pertumbuhan anak yang lambat agar orang tua dapat lebih peka.

Menurutnya, ciri-ciri tersebut meliputi berat badan tidak bertambah atau justru menurun, tinggi badan tidak meningkat sesuai usia, lingkar kepala tidak berkembang dengan normal, anak tampak lebih kecil dibandingkan anak seusianya, serta anak kurang aktif atau tampak lemah.

Lebih lanjut, dr. Eva menjelaskan bahwa ada dua hal utama yang seringkali menjadi penyebab pertumbuhan anak menjadi lambat, yaitu kekurangan gizi atau pola makan yang buruk, serta penyakit kronis.

"Penyakit kronis seperti infeksi berulang, TBC, atau gangguan pencernaan dapat sangat memengaruhi penyerapan nutrisi dan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan," jelasnya, Kamis (22/5/2025).

Selain itu, ia juga menekankan faktor-faktor lain yang turut berperan. "Gangguan hormonal atau metabolik, kondisi psikologis seperti kurang stimulasi atau trauma, dan faktor sosial dan ekonomi juga mempengaruhi hal tersebut," terangnya.

Lingkungan yang tidak mendukung atau kondisi ekonomi keluarga yang sulit bisa berdampak pada akses anak terhadap nutrisi dan pelayanan kesehatan yang memadai.

Namun, orang tua tidak perlu panik. dr. Eva Chundrayetti, memberikan beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan untuk mengatasi pertumbuhan anak yang lambat. "Kita bisa melakukannya dalam beberapa hal," jelasnya.

Pertama dan yang paling krusial adalah memberikan asupan gizi seimbang dan cukup. "Asupan gizi yang cukup dan seimbang mendukung pembentukan jaringan tubuh, kekebalan, dan perkembangan otak anak.

Kekurangan gizi dapat menyebabkan gagal tumbuh atau stunting, serta menghambat perkembangan secara keseluruhan," papar dr. Eva.

Langkah kedua adalah pemeriksaan anak secara rutin ke dokter atau posyandu. Pemantauan berkala memungkinkan deteksi dini masalah pertumbuhan dan intervensi yang tepat.

Ketiga, mengobati penyakit yang mendasari jika ada. Identifikasi dan penanganan penyakit kronis sangat penting untuk memulihkan proses pertumbuhan anak.

Keempat, memberikan stimulasi fisik dan mental yang sesuai usia. Interaksi dan stimulasi yang tepat akan mendukung perkembangan motorik dan kognitif anak secara keseluruhan.

Kelima, memberikan imunisasi sesuai jadwal imunisasi untuk melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi yang dapat menghambat pertumbuhan. Terakhir, menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun psikologis.

Untuk membantu orang tua memantau pertumbuhan anak secara mandiri, dr. Eva menyarankan beberapa cara. Ini meliputi penimbangan dan pengukuran tinggi badan secara rutin, menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) atau kurva pertumbuhan WHO untuk anak sampai 5 tahun dan CDC untuk anak di atas 5 tahun.

Selain itu, konsultasi ke dokter anak atau ahli gizi secara berkala dan memantau perkembangan kemampuan motorik dan kognitif anak juga sangat dianjurkan.

Baca Juga: Jaga Kesehatan Mental, Semen Padang Hospital Hadirkan Layanan Psikologi Klinis Komprehensif

Dengan pemantauan yang cermat dan intervensi yang tepat, pertumbuhan anak yang lambat dapat diatasi demi masa depan yang lebih cerah. [*/hdp]

Baca Juga

Waspada Kanker Kulit: Kenali Jenis, Faktor Risiko, dan Cara Pencegahannya Bersama Dokter Spesialis SPH
Waspada Kanker Kulit: Kenali Jenis, Faktor Risiko, dan Cara Pencegahannya Bersama Dokter Spesialis SPH
Semen Padang Hospital Tingkatkan Akses Layanan Cuci Darah, Tambah Shift Ketiga Beroperasi Hingga Pukul 00.00 WIB
Semen Padang Hospital Tingkatkan Akses Layanan Cuci Darah, Tambah Shift Ketiga Beroperasi Hingga Pukul 00.00 WIB
Jangan Tunggu Sakit! Semen Padang Hospital Ajak Masyarakat Lakukan Medical Check-Up Berkala
Jangan Tunggu Sakit! Semen Padang Hospital Ajak Masyarakat Lakukan Medical Check-Up Berkala
Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di SPH naik dua kali lipat pasca lebaran.
Lebih Cepat Sembuh dengan Bedah Minimal Invasif di Semen Padang Hospital
Psikolog SPH Ungkap Kunci Jaga Kesehatan Mental Anak dan Remaja di Era Digital
Psikolog SPH Ungkap Kunci Jaga Kesehatan Mental Anak dan Remaja di Era Digital
SPH Berikan 'Kado' Kesehatan untuk Pemudik Lebaran di Bandara Minangkabau
SPH Berikan 'Kado' Kesehatan untuk Pemudik Lebaran di Bandara Minangkabau