Jakarta, Padangkita.com – Mungkin ada yang belum tahu bahwa arsitektur Masjid Istiqlal Jakarta merupakan karya rancangan Friedrich Silaban, seorang Kristen Protestan.
Ceritanya, bermula pasca-kemerdekaan, tebersit cita-cita untuk membangun sebuah masjid yang menjadi kebanggan Indonesia.
Seperti dikisahkan lagi melalui media sosial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pada tahun 1950-an, Presiden Soekarno mengadakan sayembara perancangan masjid nasional.
Friedrich Silaban pun mengambil kesempatan tersebut. Friedrich Silaban mengikuti sayembara tersebut dengan mengirim desain berjudul “Ketuhanan”.
Singkat cerita, Presiden Soekarno yang menjabat sebagai Ketua Dewan Juri mengumumkan Friedrich lah yang menjadi pemenang sayembara. Tim juri juga diisi oleh Ir Roesono, Ir Juanda, Ir Suwardi, Ir R Ukar Bratakusumah, Rd Soeratmoko, H Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), H Abu Bakar Aceh, dan Oemar Husein Amin.
Masjid tersebut kemudian diberi nama Istiqlal, yang berasal dari bahasa arab dan berarti "Kemerdekaan". Dari sebuah surat kabar tahun 1978, Friedrich mengungkapkan bahwa arsitektur Istiqlal tidak meniru dari mana-mana, tetapi juga tidak tahu dari mana datangnya.
Rancangan bangunan Masjid Istiqlal merupakan karya yang orisinal. Atas karyanya merancang Masjid Istiqlal, Friedrich Silaban menerima anugerah Tanda Kehormatan Bintang Jasa Sipil.
Selain Masjid Istiqlal, Friederich juga banyak merancang bangunan yang membanggakan, seperti Gelora Bung Karno, Monumen Nasional, Gedung Bank Indonesia, dan sejumlah bangunan lainnya.
Frederich Silaban juga sempat menjabat sebagai Direktur Pekerjaan Umum dari tahun 1940-an hingga 1960-an. Pria yang lahir pada tahun 1912 ini tutup usia pada tahun 1984 pada usianya yang ke-72.
Kondisi Terbaru Masjid Istiqlal
Dalam perkembangannya, Masjid Istiqlal Jakarta telah beberapa kali direnovasi. Terakhir direnovasi oleh Kementerian PUPR pada tahun 2020. Proses renovasi dilaksanakan pada tahun 2019-2020.
Kementerian PUPR melaksanakan pekerjaan renovasi Masjid Istiqlal dengan masa waktu pelaksanaan 424 hari yang dimulai pada 16 Mei 2019 dan diselesaikan pada tanggal 13 Juli 2020 dengan total biaya sebesar Rp511,3 miliar. Renovasi ini melibatkan PT. Waskita Karya selaku kontraktor pelaksana, dan PT. Virama Karya sebagai konsultan manajemen konstruksi
Masjid kebanggaan Indonesia ini, mendapatkan sertifikat final sistem Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) dari International Finance Corporation (IFC).
Masjid Istiqlal menjadi tempat ibadah pertama di dunia yang mendapatkan sertifikat pengakuan atas penerapan prinsip-prinsip bangunan hijau (green building) penghematan energi dan keberlanjutan lingkungan.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan, pelaksanaan renovasi Masjid Istiqlal seluas 109.547 m2 telah menerapkan prinsip bangunan gedung hijau.
"Pelaksanaan renovasi ini dilakukan dengan menerapkan fitur penghematan dengan meningkatkan fungsi desain pasif hemat energi yang telah didesain sejak Masjid Istiqlal berdiri melalui pemugaran eksterior dan interior bangunan, penggunaan sistem penghawaan (Air Conditioner) yang sangat hemat energi, penggunaan lampu hemat energi berbasis LED, penerapan smart building, serta pemasangan solar panel yang memberikan kontribusi 13% dari konsumsi listrik bangunan," kata Diana pada acara seremonial serah terima sertifikat EDGE Masjid Istiqlal di Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Diana menambahkan, dalam kegiatan renovasi tersebut juga telah dilakukan upaya penghematan air dengan penggantian keran wudhu yang lebih hemat air, penggunaan WC dengan dual flush, keran washtafel, dan urinal yang hemat air.
"Untuk penghematan material dilakukan dengan mempertahankan material sebagai bangunan cagar budaya pada fungsi struktur, interior, dan eksterior bangunan dengan mengaplikasikan teknologi terkini pada bangunan. Secara umum, Masjid Istiqlal ini dapat menghemat sebesar 476,22 ton karbondioksida per-tahun," ujar Diana.
Ia berharap dengan pencapaian efisiensi energi, air, dan material tersebut dapat memudahkan pengelolaan dan pemeliharaan Masjid Istiqlal ke depan.
"Saya juga berharap, penerapan prinsip ramah lingkungan pada Masjid Istiqlal ini dapat menjadi best practice bagi bangunan gedung lain di Indonesia dan dapat menginspirasi para pelaku di dunia konstruksi," tutur Diana.
Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste Azam Khan mengatakan, proyek di Masjid Istiqlal ini merupakan contoh yang dapat dicapai apabila semua bekerja sama dalam upaya melawan krisis iklim. Sebagaimana diketahui krisis iklim menjadi salah satu tantangan terbesar saat ini.
"Perubahan iklim mengancam kehidupan dan mata pencaharian serta memperlambat kemajuan dari upaya pengentasan kemiskinan terutama di tengah meningkatnya intensitas bencana terkait iklim yang terjadi, termasuk di Indonesia," ujar Azam. [*/pkt]