Padang, Padangkita.com – Ini tentang gerakan perubahan di Sumatera Barat (Sumbar). Namanya “Farm the Future”, yang diartikan sebagai pertanian masa depan atau pertanian adalah masa depan.
Sang inisiator atau penggagas sekaligus motor penggeraknya bernama Mursalim. Ia saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sumbar. Di belakangnya tentu saja ada Mahyeldi Ansharullah, Gubernur Sumbar.
“Kita ingin membangkitkan semangat anak muda untuk terjun ke sektor pertanian,” kata Mursalim dalam perbincangan dengan Padangkita.com, Kamis malam (9/10/2025).
Ia pun mengungkap bagaimana ide dan konsep, hingga menjadi sebuah gerakan besar yang akan memberi pengaruh hingga skala nasional.
Mursalim meyebutkan bahwa gerakan ‘Farm the Future’ bermula dari tugas wajib dirinya sebagai salah seorang peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional atau PKN Tingkat I Angkatan LXIII LAN RI.
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) ini, mempersiapkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang akan menduduki jabatan pimpinan tinggi madya. Tujuannya meningkatkan kompetensi kepemimpinan kolaboratif, mendorong reformasi birokrasi, dan mempersiapkan ASN menghadapi tantangan tugas.
Menurut Mursalim, PKN LAN TK I merupakan salah satu syarat ASN yang akan menempati jabatan eselon I.
“Jadi, setiap peserta wajib membuat proyek perubahan yang skalanya nasional. Dari sinilah saya punya ide soal gerakan perubaban untuk meningkatkan jumlah anak muda jadi petani,” kata Mursalim.
Sebagai pengantar atau latar belakang, ia memaparkan tentang kondisi pertanian yang merupakan sektor strategis penopang kehidupan masyarakat Sumbar.
“Dalam beberapa tahun terakhir, sektor ini menghadapi tantangan serius. Produktivitas yang stagnan, menurunnya jumlah tenaga kerja pertanian, dan melemahnya minat generasi muda terhadap dunia tani,” ujar mantan Pj. Sekda Kota Pariaman.
Kondisi itu didukung Sensus Pertanian 2023, yang mengungkap hanya 21,93 persen petani yang berusia 19–39 tahun. Ini artinya, regenerasi petani menjadi isu mendesak yang harus segera direspons.
“Bahkan, kondisi di Sumbar berdasarkan survei BPS, tiap tahun jumlah petani berkurang rata-rata 2 persen,” ulas mantan Kepala Biro Administrasi (Adpim) Setdaprov Sumbar.
Selama ini, lanjut dia, opini di tengah masyarakat -- khususnya kalangan anak muda -- jadi petani itu tidak keren, berpenghasilan rendah dan bekerjanya juga mesti kotor. Inilah utamanya, kata Mursalim, yang mesti diubah dulu.
“Berangkat dari kondisi tersebut, melalui Proyek Perubahan PKN Tingkat I Angkatan LXIII LAN RI, kami menggagas inisiatif (proyek/gerakan perubahan) dengan judul ‘Membangun Citra Positif Petani melalui Smart Farming dan Startup Agro untuk Ketahanan Pangan dan Ekonomi Berkelanjutan’,” kata Mursalim.
Nah, dari proyek inilah lahir Gerakan Farm The Future — sebuah gerakan perubahan sosial yang mengajak generasi muda untuk kembali ke pertanian melalui pendekatan teknologi digital, inovasi bisnis, dan kolaborasi lintas sektor. Gerakan ini sangat sejalan dengan program nasional tentang ketahanan pangan.
“Sehinggal klop dan saling mendukung,” ujar Mursalim.
Lebih jauh ia memaparkan, tujuan atau target gerakan tersebut antara lain: Menumbuhkan kebanggaan dan citra positif terhadap profesi petani; Meningkatkan minat generasi muda menjadi pelaku usaha pertanian modern; dan Mendorong penerapan smart farming berbasis teknologi digital.
Kemudian; Mengembangkan 50 agro-startup milenial dan 5 Smart Farming Village di Sumatera Barat; dan Mewujudkan pertanian yang tangguh, berkelanjutan, dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.
Ide dan konsep dan menjadi gerakan yang digagas Mursalim mendapat dukungan penuh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah. Soalnya, sangat sejalan dengan program unggulan Pemprov Sumbar uang dipimpin Mahyeldi sejak periode pertama. Di masa Mahyeldi memimpin hingga sekarang, 11 persen APBD Sumbar, dialokasikan untuk sektor pertanian.
Makanya, saat Pencanangan Gerakan Farm The Future, Kamis (9/10/2025), Auditorium Gubernuran Sumbar, dilakukan langsung oleh Gubernur Mahyeldi. Dalam acara itu, hadir jajaran Forkopimda, akademisi, pengusaha, komunitas petani, dan media.
Kemudian, para Duta Petani Milenial, startup agro, penyuluh pertanian, dan BEM SI Sumatera Barat.
“Gerakan Farm the Future ini kita hadirkan untuk membangkitkan minat anak muda bertani. Sekaligus jawaban dari isu tantangan krisis pangan global," ujar Mahyeldi saat mencanangkan gerakan.
Lalu, usai pencanangan apa yang akan dilakukan dan bagaimana dengan anggarannya?
Mursalin menjelaskan Gerakan Farm the Future segera punya payung hukum berupa Peraturan Gubernur (Pergub). Kemudian, secara bertahap masuk pada program yang telah direncanakan.
“Tahap pertama, yang sebetulnya juga sudah kita mulai adalah soal narasi positif tentang kisah sukses petani muda. Kita masifkan informasi tersebut melalui media, medsos dan menyebarkan ke akun-akun anak muda,” ungkap Mursalim.
Tahap kedua, mengembangkan smart farming atau pertanian modern berbasis teknologi, serta mengembangkan startup agro. Ini melibatkan berbagai pihak.
“Jadi, gerakan ini adalah proyek kolaboratif, hexahelix. Semua terlibat. Misalnya, nanti ada pelatihan, yang akan menggawangi adalah Dinas Koperasi dan UMKM. Ada penampingan, nanti oleh penyuluh pertanian. Lalu, teknologi dan riset, nanti akan datang dari politeknik atau universitas,” terang Mursalim.
Konsep kolaboratif ini pula, kata Mursalim, yang akan menjawab soal anggaran gerakan. Sebab, secara khusus, memang tak ada anggaran, karena nanti semua pihak yang berkepentingan terlibat dalam gerakan.
Menurut Mursalim, Gerakan Farm the Future juga merupakan salah satu pendukung atau bagian dari program unggulan Mahyeldi Ansharullah – Vasko Ruseimy, yakni Nagari Kreatif Hub.
Gerakan Farm the Future akan menghasilkan komoditas pertanian yang berkualitas, dan melalui Nagari Kreatif Hub, produk pertanian tersebut dapat dipasarkan lebih luas.
Salah satu taget gerakan, kata Mursalim, membuat 5 nagari percontohan smart farming di setiap daerah di Sumbar. Saat ini, kata dia, sudah ada yang terbentuk di Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok.
“Nanti, setiap daerah, minimal punya 5 smart farming. Itu target kita dalam dua tahun ini,” ujar Mursalim.
Apakah sejauh ini sudah ada petani muda yang sukses di Sumbar?
Menjawab pertanyaan itu, Mursalim langsung menunjukkan enam video success story anak muda – atau yang disebutnya sebagai petani milenial. Di video, terlihat sekali pertanian yang dilakoni anak muda tersebut telah menggunakan teknologi.
Bagi yang ingin lebih jauh mengetahui sukses petani muda Sumbar tersebut, dapat melihat langsung di YouTube dengan alamat akun @FarmTheFutureSUMBAR.
Baca juga: Bangkitkan Semangat Bertani Generasi Muda, Gubernur Sumbar Canangkan “Farm the Future”
“Target kita, dalam dua tahun terjadi peningkatan signifikan jumlah petani muda yang sukses. Dan sukses gerakan ini di Sumbar, akan diperluas ke daerah-daerah lain di Indonesia yang mendukung program nasional dalam swasembada pangan atau ketahanan pangan,” kata Mursalim. [*/adv/pkt]