Berita Padang hari ini dan berita Sumbar hari ini: Mengenal istilah berpuasa di tengah-tengah masyarakat Minangkabau.
Padang, Padangkita.com - Di tengah masyarakat Minangkabau, ada beberapa istilah bagi orang-orang yang tengah berpuasa, mulai dari Puaso Ula, Puaso Baliak Papan, Puaso Uwok Taruang, dan juga ada Puaso Mekkah.
Istilah-istilah tersebut kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau, baik itu untuk menasehati ataupun menyindir orang yang tengah berpuasa.
Karena, sebagian orang, di depan orang lain seperti orang berpuasa. Namun, setelah tidak ada orang yang melihatnya, ia makan dan minum layaknya orang tidak berpuasa, padahal itu di siang bulan Ramadan.
Berikut sejumlah istilah bagi orang-orang yang sedang berpuasa di Minangkabau yang dirangkum padangkita.com:
Puaso Sangah Hari
Puaso Sangah Hari atau setengah hari merupakan berpuasa dari Azan Subuh hingga tengah hari atau di waktu zuhur. Puasa ini biasanya dilakukan oleh anak-anak yang baru belajar berpuasa.
Anak-anak memang tidak diwajibkan berpuasa, namun menjalani puasa setengah hari setidaknya membiasakan mereka untuk berpuasa setelah balig dan berakal nantinya.
Tapi, tak jarang juga orang dewasa yang berperilaku demikian. Mereka ikut sahur dan menahan hingga tengah hari, namun sengaja membatalkan puasanya di siang hari dengan berbagai alasan.
Puaso Ula
Puaso Ula atau puasa ular merupakan perilaku orang yang berpuasa yang meniru perilaku ular ketika telah selesai makan.
Ular jika kekenyangan akan bergelung dan hanya akan bangun ketika ingin makan lagi. Nah, orang yang puaso ula akan langsung tidur setelah sahur dan baru akan bangun ketika menjelang berbuka.
Selain itu sebutan puaso ula juga dilekatkan kepada mereka yang berpuasa pada hari pertama dan hari terakhir puasa saja. Momen puasa pertama dan puasa hari terakhir biasanya disertai dengan tradisi kumpul keluarga besar. Puasa ini dilakukan oleh orang yang memang tidak mau berpuasa, namun karena tidak enak hati atau malu dengan keluarga besar, ia terpaksa berpuasa.
Penyebutan ini berdasarkan cara menangkap ular, yang mana memegang kepalanya dan ekornya lalu dimasukkan ke dalam karung. Nah, orang berpuasa ular puasa di awal dan di akhir, seolah-olah merasa sudah berpuasa penuh.
Puaso Uwok Taruang
Dalam masyarakat Minangkabau, ada beragam cara penentuan 1 Ramadhan. Ada yang mengikuti imbauan pemerintah ada pula mengikuti ajaran tarekat. Oleh sebab itu, 1 Ramadan antara kelompok masyarakat yang satu dan yang lainnya berbeda. Ada yang puasa lebih awal dan Idul Fitri lebih awal, begitu pun sebaliknya.
Nah, Puaso Uwok Taruang diambil dari cara memasak Uwok Taruang atau terung kukus. Cara memasak Uwok Taruang yaitu dimasak ketika memasak nasi. Terong dimasukkan pada nasi yang telah mendidih dan berkurang airnya, begitu nasi masak terong akan masak. Nah, terong akan diangkat lebih dulu baru kemudian nasi di salin dari periuk.
Cara seperti ini sama halnya dengan perilaku orang yang berpuasa mengikuti jadwal 1 Ramadan yang paling telat, namun ketika Idul Fitri ia mengikuti jadwal kelompok masyarakat yang berpuasa paling awal.
Puaso Baliak Papan
Kata Baliak Papan atau di balik papan menunjukkan lokasi yang dekat. Dalam artian, antara ruangan yang satu dan ruangan lainnya hanya dipisahkan dengan sehelai papan saja. Nah, Puaso Baliak Papan disebutkan untuk mereka yang mengaku berpuasa, namun begitu tidak ada orang yang melihatnya ia membatalkan puasanya. Kemudian kembali mengaku berpuasa.
Puaso Mekkah
Ada orang yang mengaku berpuasa, namun ia kedapatan makan dan minum di siang hari. Di saat orang menegurnya, ia akan berdalih sedang puasa Mekkah atau puasa mengikuti waktu di Mekkah bukan waktu tempat ia tinggal sehari-hari.
Sebenarnya, Puaso Mekkah hanya akal-akalan, karena orang tersebut malas menunaikan ibadah puasa.
Malawan Puaso
Terakhir ada yang namanya Malawan Puaso. Ini ditujukan sebagai candaan kepada orang yang berpuasa namun kelihatan sangat-sangat lelah dan tidak mampu menjalankan ibadah.
Baca juga: Anak Nagari Kampuang Pinang, Agam Hidupkan Kembali Tradisi Unik Sambut Ramadan
Mengatakan kata, Malawan Puaso pada seseorang semata-mata sebagai pembuka obrolan saja. [zfk]