Menakar Manfaat Jalan Tol yang Terus Membelah Sumatera

Menakar Manfaat Jalan Tol yang Terus Membelah Sumatera

Peta ruas jalan tol Trans Sumatera, Padang - Bukittinggi - selanjutnya ke Riau.

Lampiran Gambar

Peta ruas jalan tol Trans Sumatera, Padang - Bukittinggi - selanjutnya ke Riau.

Padangkita.com - Konektivitas Sumatera semakin mendekat kala pengerjaan jalan bebas hambatan (tol) Sumatra terus dikebut. Tapi pengharapan paling besar, tol harusnya memberi manfaat besar untuk kehidupan yang lebih baik.

Hingga saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) melansir jalan tol Trans Sumatera sudah terbangun 30 persen dari 2704 km panjang secara keseluruhan.

Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti Eko Susetyowati mengatakan, pengerjaan yang selesai per segmen. Misalnya, dari Bakauheni – Terbanggi Besar sepanjang 140 km. Ruas Medan – Binjai 17 km, Palembang – Indralaya 21.93 km.

“Secara total sudah selesai 600 km atau 30 persen dari 2704 km,” ujar Anita dalam Talkshow “Saatnya Mengambil Manfaat Pembangunan Tol Sumatera” di Auditorium Kampus Universitas Andalas (Unand), Padang, kemarin.

Dalam waktu dekat, sebutnya, bakal beroperasi Medan - Kuala Namu, dan juga Palembang – Indralaya.

Dia mengakui pembebasan lahan menjadi kendala dalam percepatan pembangunan jalan tol trans Sumatera.

Tol Trans Sumatera yang dimaksud adalah ruas tol sepanjang 2704 melipir di sisi timur Pulau Andalas, kemudian 700 km jalan feeder.

Sementara untuk kota besar di sisi barat seperti Padang, juga dihubungkan dengan kota terdekat di sisi timur. Artinya, Padang bakal terhubung dari Bukittinggi, kemudian tersambung ke Pekanbaru. Panjangnya 240 km.

Menurut Anita, proyek tol Padang – Bukittinggi – Pekanbaru, bakal dimulai dibangun tahun 2018. Biayanya ditaksir Rp.34 triliun.

“Tol melewati Sumbar masih Detail Engineering Design (DED). Masih mempersiapkan design dan Amdal,” bilang Anita.

Asa jalan bebas hambatan (tol) segera membelah Pulau Sumatera tentu saja menjadi pengharapan. Bukan saja mengejar ketertinggalan dari Pulau Jawa, tapi terpenting konektivitas via tol merangsang tumbuhnya titik produktivitas baru, sekaligus mengalirkan distribusi barang dengan lancar.

Seiring itu juga, efesiensi terutama di sisi ekonomi bakal terjadi.

PT Semen Padang misalnya, sebagai perusahaan yang memproduksi semen menilai efesiensi akan meningkat jika infrastulruktur jalan semakin membaik.

Direktur Komersil PT Semen Padang Pudjo Suseno mengatakan, jika infrastruktur dari Aceh hingga Lampung lancar dan bagus, tentu harga semen produksi Semen Padang bisa lebih murah di wilayah Sumatra

"Tahun kemarin, kita melakukan efesiensi, tapi tidak transportasi saja, sekitar Rp.400 miliar. Kalau jalan tol, tentu lebih bagus," ujarnya.

Pudjo optimis, dengan adanya tol, bisa efesiensi distribusi barang sekitar 40 persen. Karena pengiriman dengan truk lebih enteng.

Anita menambahkan, terpenting dari keberadaan jalan tol adalah bagaimana pemanfaatan jalan tol sebagai pusat prosuktivitas daerah. Untuk itu, perlu sinergisitas. artinya jangan hanya mengandalkan pemerintah pusat.

“Kita harus pikirkan distribusi barang. Tidak semua bisa kita lakukan lewat laut. Padang sisi barat Sumatra, hubungan pelabuhan mungkin dengan Jakarta, tapi susah. Kalau darat, lewat jalan tol misalnya, dari Pekanbaru kita bisa angkut barang ke Padang lebih cepat,” tandasnya.

Dalam Rencana Strategi (restra) pembangunan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, jalan Tol Padang-Bukittinggi sepanjang 54 kilometer akan dibangun rumah makan, lokasi pedagang kaki lima yang menyajikan belanja kuliner setiap satu hingga dua kilometer. Selain itu juga akan ada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Jalan tol Trans Sumatera merupakan bagian proyek strategis nasional dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Era Jokowi 2015-2019, ditargetkan penambahan jalan tol sepanjang 1000 km. Hingga tahun ini, sebut Anita, sudah selesai 583 km tahun ini. Maka itu, akhir 2019, dia memperkirakan akan mencapai 1895 km.

Rektor Universitas Andalas (Unand) Tafdil Husni mengatakan infrastruktur adalah fisik dan non fisik. "Fisik perlu SDM. Dan Unand, menyiapkan SDM untuk itu," tukasnya.

Tafdil mengisyaratkan, pembangunan jalan tol seyogyanya menyerap tenaga kerja lokal. Untuk ruas Sumbar tentu dia berharap tamatan Unand terserap didalamnya.

Pembangunan infrastruktur, menurut Kementerian PUPR, baik tol maupun ketahanan pangan dan air, bukan hanya konektivitas mengatasi disparitas, melainkan juga meningkatkan kualitas hidup sekaligus mengejar ketertinggalan bangsa ini.

Semoga saja!

Baca Juga

Pengumuman Pemenang Tender Flyover Sitinjau Lauik Ditunda, Andre Rosiade Ungkap Penyebab
Pengumuman Pemenang Tender Flyover Sitinjau Lauik Ditunda, Andre Rosiade Ungkap Penyebab
Bendungan Irigasi Koto Kandis Mulai Diperbaiki, Pembangunan Ulang Butuh Rp30 Miliar  
Bendungan Irigasi Koto Kandis Mulai Diperbaiki, Pembangunan Ulang Butuh Rp30 Miliar  
Perbaikan Irigasi Nagari Jawi-Jawi Tuntas, Telan Anggaran Rp2,8 Miliar dan Ini Pesan Gubernur
Perbaikan Irigasi Nagari Jawi-Jawi Tuntas, Telan Anggaran Rp2,8 Miliar dan Ini Pesan Gubernur
Pengaspalan Jalan Kabupaten di Pessel Jadi Prioritas, Picu Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Pengaspalan Jalan Kabupaten di Pessel Jadi Prioritas, Picu Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Pariwisata dan Krisis Iklim: Dampak Kawasan Wisata Alam Terhadap Lingkungan
Pariwisata dan Krisis Iklim: Dampak Kawasan Wisata Alam Terhadap Lingkungan
Pemko Padang Perbaiki Jalan Gang Sehati, Dukung Yayasan Rehabilitasi
Pemko Padang Perbaiki Jalan Gang Sehati, Dukung Yayasan Rehabilitasi