Menag Ingin Bahasa Mandarin Syarat Lulus Madrasah Aliyah, Hoaks atau Fakta?

Pelaksanaan Haji Dibatalkan: Haji 2020

Menteri Agama RI Fachrul Razi

Padangkita.com - Sebuah unggahan di media sosial memuat judul "Menag Ingin Bahasa Mandarin Jadi Syarat Lulus Madrasah Aliyah" beredar sejak Selasa (07/01/2020) silam menjadi perbincangan warganet. Benarkan Menag mengatakan hal itu atau itu berita palsu yang disebar luas oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab?. Bagaimana faktanya?

Untuk diketahui dalam artikel yang diunggah tersebut pada paragraf pertamanya menyebutkan "Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi meminta kemampuan berbahasa Mandarin yang digunakan bangsa China menjadi salah satu syarat kelulusan siswa madrasah aliyah (MA)."

Purnawirawan TNI tersebut, dalam unggahan itu, juga berkeinginan agar Bahasa Inggris dan Arab turut menjadi syarat kelulusan jenjang pendidikan yang setara dengan sekolah menengah atas itu.

Unggahan itu lantas memancing beragam tanggapan warganet dalam kolom komentar. Sebagian warganet menyatakan tidak setuju atas pernyataan Menag Fachrul Razi dalam unggahan itu.

Baca juga: Paham Radikalisme Masuk Kriteria Seleksi Tenaga Kesehatan Haji

Unggahan tersebut sudah dibagikan ulang sebanyak 139 kali, direspon oleh 75 pengguna lain, dan mendapatkan komentar dari 47 pengguna lain Facebook.

Faktanya:

unggahan artikel "Menag Ingin Bahasa Mandarin Jadi Syarat Lulus Madrasah Aliyah" merupakan artikel yang bersumber dari sebuah berita media nasional berjudul "Menag Ingin Lulusan Madrasah Aliyah Bisa Berbahasa Mandarin".

Namun, berita berjudul "Menag Ingin Lulusan Madrasah Aliyah Bisa Berbahasa Mandarin" yang dipublikasikan pada Selasa (7/1/2020) sama sekali tidak memuat pernyataan Bahasa Mandarin sebagai persyaratan kelulusan.

Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama Ahmad Umar menjelaskan Menteri Fachrul Razi inginkan siswa madrasah punya ketrampilan tambahan untuk menghadapi dunia kerja.

Hal tersebut mengutip berita ANTARA berjudul "Madrasah Ajarkan Bahasa Mandarin Kuatkan Daya Saing Lulusan".

Umar menjelaskan bahwa untuk meningkatkan daya saing, siswa di madrasah harus menguasai salah satu dari 3 bahasa asing yaitu, bahasa Arab, Inggris dan Mandarin.

"Untuk meningkatkan daya saing, Pak Menteri mintanya pertama, anak madrasah harus menguasai satu di antara tiga bahasa asing, yaitu Arab, Inggris, dan Mandarin," kata Umur dikutip JPP, Senin (19/01/2020).

Selain itu menurut Umar, siswa madrasah diharapkan bisa menguasai teknologi informasi serta an ketiga ada tambahan vokasi.

Menag Fachrul Razi memang merekomendasikan Bahasa Mandarin sebagai salah satu bahasa tambahan untuk dikuasai siswa madrasah. Menurut Menag bahasa Mandarin telah banyak digunakan di dunia kerja, kata umar.

"Namun, bukan hanya Bahasa Mandarin yang dianjurkan. Madrasah juga bisa mengajarkan Bahasa Jerman, Prancis, ataupun Italia," tambahnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tulisan di Facebook tersebut telah mengalami penambahan narasi yang salah.

Klaim : Menag ingin Bahasa Mandarin jadi syarat lulus madrasah aliyah Rating : Salah/Disinformasi.

Baca Juga

Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Resmi Ditutup, 20 Barista Muda Siap Berwirausaha
Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Resmi Ditutup, 20 Barista Muda Siap Berwirausaha
Puluhan Napi Lapas Kelas IIB Pariaman Terima Ijazah setelah Lulus 'Sekolah di Balik Jeruji'
Puluhan Napi Lapas Kelas IIB Pariaman Terima Ijazah setelah Lulus 'Sekolah di Balik Jeruji'
Warga Sipora Selatan Sampaikan Aspirasi, Mahyeldi Janjikan Perbaikan
Warga Sipora Selatan Sampaikan Aspirasi, Mahyeldi Janjikan Perbaikan
Blusukan di Pasar Gaung, Mahyeldi: Penguatan Ekonomi dan Pendidikan jadi Progul
Blusukan di Pasar Gaung, Mahyeldi: Penguatan Ekonomi dan Pendidikan jadi Progul
6 Tahun Program Saga Saja, Pemko Pariaman telah Kuliahkan 380 Anak Keluarga Kurang Mampu
6 Tahun Program Saga Saja, Pemko Pariaman telah Kuliahkan 380 Anak Keluarga Kurang Mampu
Kualitas Pendidikan Masih Timpang, Tantangan Berat Menteri yang Baru
Kualitas Pendidikan Masih Timpang, Tantangan Berat Menteri yang Baru