Melirik Potensi Sentra Perikanan Air Tawar di Pasaman, Produksi Capai 58 Ribu Ton per Tahun

Melirik Potensi Sentra Perikanan Air Tawar di Pasaman, Produksi Capai 58 Ribu Ton per Tahun

Wagub Sumbar Audy Joinaldy memberi makan ikan di tambak milik warga di Kecamatan Rao Selatan, Pasaman. [Foto: Diskominfotik Sumbar]

Lubuk Sikaping, Padangkita.com – Kabupaten Pasaman telah menjadi salah satu sentra penghasil ikan air tawar. Saat ini, di Pasaman terdapat tak kurang dari 4.494 hektare kolam atau tambak ikan.

Dengan area seluas itu, Kabupaten Pasaman setiap tahun memproduksi sekitar 58 ribu ton ikan. Sementara kebutuhan pakan ikan Pasamana per tahun mencapai 42 ribu ton.

Sebagian besar kebutuhan pakan ikan tersebut didatangkan dari luar Pasaman. Sebab, sejauh ini produksi pakan ikan di Pasaman baru sekitar 3 ribu ton per tahun.

Potensi dan persoalan perikanan di Pasaman tersebut terungkap ketika Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Audy Joinaldy meninjau potensi perikanan dari hulu ke hilir di Kecamatan Rao Selatan, Pasaman, Senin (17/10/22).

Menurut Audy, untuk mendorong pemenuhan kebutuhan pakan tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengucurkan anggaran Rp12,1 miliar guna membangun pabrik pakan ikan di Rao Selatan. Pembangunan pabrik telah dimulai pada Juli lalu.

Audy menyampaikan progres pembangunan pabrik hingga saat ini telah mencapai 78 persen. Diperkirakan rampung pada Desember 2022 nanti, pabrik ini diharapkan mampu menutupi seluruh kebutuhan pakan ikan di Kabupaten Pasaman.

"Karena Pasaman penghasil 58 ribu ton ikan per tahun, jadi kebutuhan pakannya juga tinggi. Salah satu yang dilakukan, membangun pabrik pakan untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan petambak di Pasaman," ujar Audy.

Potensi Ikan Lele Asap Masiqa Salai

Pada kesempatan itu, Audy juga mengunjungi Masiqa Salai, salah satu UMKM pengolahan dan pembenihan ikan lele asap di Rao Selatan. Meski bisa dikatakan masih industri rumahan, pengelolaan ikan lele asap di Rao Selatan mampu memproduksi 700 kg ikan lele asap setiap hari.

Tak hanya di Masiqa Salai, beberapa pengolahan Ikan lele asap lainnya di Pasaman bahkan sudah mengekspor produk olahannya ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, hingga Kenya.

Diketahui Masiqa Salai merupakan salah satu UMKM yang telah didata akan memperoleh bantuan Sertifikasi Sistem Keamanan Pangan atau Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).

Dengan begitu UMKM ini bisa naik kelas dan mengekspor Ikan asap ke luar negeri seperti beberapa UMKM pengolah ikan asap lainnya di Rao Selatan yang telah mendapat bantuan serupa.

Meski kemampuan produksi sudah cukup baik dan sebagian sudah layak ekspor, usaha ini masih menghadapi kendala khususnya pada pemasaran ritel. Hal ini menurut Audy disebabkan karena kemasan produk dirasa kurang menarik.

"Ini harus di-upgrade packaging-nya, jadi ga apa-apa cost packaging naik sedikit tapi harga jual bisa lebih tinggi," tutur Audy menyarankan.

Di samping pengolahan Iikan asap, Audy juga mengunjungi kelompok budi daya ikan mas Saiyo Saolo, masih di Kecamatan Rao Selatan. Kelompok ini beranggotakan 20 petani ikan dengan total luas tambaikan sekitar 20 hektare.

Saat ditemui Wagub Audy, para petani ikan yang tergabung dalam kelompok budi daya Saiyo Saolo umumnya menyampaikan aspirasi yang serupa.

Abdullah, salah anggota kelompok mengatakan, lahan tambak ikan milik petani perlu dibantu tambahan jaringan pengairan sepanjang 5 km dan akses jalan yang mengitari kawasan tambak. Selain itu, kelompok budi daya juga mengeluhkan margin pakan dan harga ikan per kilogram yang dianggap relatif tipis.

Harga per kilogram ikan mas di tambak, kata Abdullah, saat ini berkisar Rp22.000. Sementara kebutuhan pakan, petani harus mengeluarkan Rp13.500 per kilogram.

"Kendala kita di sini butuh menambah jaringan saluran air, karena tambak di sini memanfaatkan air dari gunung," paparnya.

Di antara keluhan petani ikan ini sebetulnya sudah dijawab pemerintah, baik di level kementerian, provinsi, maupun kabupaten.

Wakil Bupati Pasaman Sabar AS menyebutkan, sebagian kebutuhan saluran irigasi sudah dibangun meski belum tuntas. Kemudian, juga ada pembangunan pabrik pakan yang diharapkan dapat menekan harga pakan. Sehingga, pada akhirnya berpengaruh pada selisih margin penjualan.

Wagub Audy menambahkan, margin juga bisa diperoleh dengan memberikan nilai tambah melalui variasi hilirisasi produk olahan. Dengan begitu pemasaran hasil ikan juga akan semakin meluas dan keuntungan petani ikan semakin besar.

"Karena kan kalau terpaku seperti ini saja pasarnya bisa jenuh. Kalau produk diolah, menjadi ada nilai tambah dan di-branding, tentu pasarnya lebih luas dan tidak jenuh," terang Audy.

Ia juga menjelaskan beberapa program pelatihan peningkatan packaging yang disediakan pemerintah dan dapat diikuti kelompok budi daya ikan.

Anggota DPRD Sumbar Khairudin Simanjuntak turut menyampaikan kesiapannya mendukung program hilirisasi perikanan di Pasaman.

"Kita lihat di daerah lain, di mana yang bagus, nanti kita bawa kelompok budi daya. Kita belajar hilirisasi dari sana," tuturnya.

Baca juga: Begini Progres Perbaikan dan Pelebaran Jalan Panti – Simpang Empat Sepanjang 74 Km

Inisiatif tersebut disambut antusias kelompok budi daya Saiyo Saolo. [*/pkt]

*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News

Baca Juga

Pemprov Sumbar dan BPH Migas Kerja Sama Pertajam Pengawasan Penyaluran BBM dan Gas
Pemprov Sumbar dan BPH Migas Kerja Sama Pertajam Pengawasan Penyaluran BBM dan Gas
Sumbar Jadi 'Pilot Project' di Indonesia, KTA Pramuka Multifungsi Bank Mandiri
Sumbar Jadi 'Pilot Project' di Indonesia, KTA Pramuka Multifungsi Bank Mandiri
Pemprov Sumbar dan Daerah Maksimalkan Pemungutan Pajak, Kurangi Ketergantungan ke Pusat
Pemprov Sumbar dan Daerah Maksimalkan Pemungutan Pajak, Kurangi Ketergantungan ke Pusat
Agam dan Pasaman Masuk Daftar Daerah Tingkat Kerawanan Tinggi di Pilkada Serentak 2024
Agam dan Pasaman Masuk Daftar Daerah Tingkat Kerawanan Tinggi di Pilkada Serentak 2024
Serius Ingin Ikut Biayai Flyover Sitinjau Lauik, Ini Pengalaman Bank Nagari di Proyek-proyek Besar
Serius Ingin Ikut Biayai Flyover Sitinjau Lauik, Ini Pengalaman Bank Nagari di Proyek-proyek Besar
Pemprov Upayakan Perbaikan Jalan Balingka – Padang Lua Menggunakan Anggaran Pusat
Pemprov Upayakan Perbaikan Jalan Balingka – Padang Lua Menggunakan Anggaran Pusat