Diaspora Minang di Prancis
Dita, sang pengantin perempuan, adalah salah seorang diaspora Minang di Paris, Prancis. Di balik terselenggaranya pesta perwakinannya, juga ada sosok diaspora Minang lainnya, Wulan Panyalai Chaniago.
"Kami bagian dari keluarga Minang Prancis yang jumlahnya sekitar 50 orang," ujar Wulan Panyalai Chaniago kepada Padangkita.com, Rabu (22/9/2021).
Wulan berkata, pesta perkawinan dengan adat Minang itu merupakan kali pertama terselenggara di Paris.
"Ini yang pertama. Belum pernah ada masyarakat Minang di Paris sebelumnya membuat pesta perkawinan dengan adat Minang," ujarnya.
Sebagai sesama diaspora Minang, Wulan berhubungan dekat dengan Dita, sang pengantin perempuan. Dirinyalah yang menyarankan kepada Dita untuk membuat perkawinan dengan adat Minang.
"Allhamdulilah jodohnya sampai. Dia menghubungi saya. Dia ingin pesta ini menjadi kejutan buat keluarga suami dan koleganya," lanjut Wulan.
Wulan adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah menetap 20 tahun di Paris. Ia juga bekerja sebagai aide soignant, yakni perawat lansia.
Mengelola event bagi Wulan, hanya kerja sampingan saja. Selain pesta perkawinan, ia juga beberapa kali mengadakan pagelaran budaya Minang.
"Masyarakat Minang di Paris tidak banyak. Namun, kami sering membuat acara pagelaran budaya Minang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) atau organisasi lainnya," jelas Wulan.
Wulan mengaku sudah terlibat dalam mengelola event yang berkaitan dengan diaspora Minang di tiga negara Eropa, seperti Den Haag dan Utrecht (Belanda), Antwerp (Belgia), serta Frankfurt, Hamburg, Berlin, dan Arnstadt (Jerman).
"Motivasi saya adalah untuk mempromosikan budaya Minang sebagai bagian kekayaan budaya Indonesia di Paris. Orang di sini sangat menghargai budaya yang majemuk," tutur Wulan.
Dalam menjalankan berbagai event, ia mengupayakan sendiri properti yang diperlukan seperti baju adat, pernak-pernik, dan dekorasi lainnya.