Padang, Padangkita.com – Di tengah pandemi Covid-19, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat (Sumbar) mencatat nilai ekspor dari awal tahun 2020 hingga Maret ini terus mengalami peningkatan.
Pada Maret 2020, nilai ekspor Sumbar mencapai USD140,82 juta. Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 7,98 persen dibanding ekspor bulan Februari 2020 dengan total sebesar USD130,41 juta.
Nilai ekspor pada Februari 2020 pun mengalami peningkatan 15,73 persen dari Januari 2020 yang berjumlah USD112,69 juta.
"Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun yang berbeda, yaitu Maret 2019, nilai ekspor kita juga naik sebesar 18,36 persen" ujar Pitono melalui Youtube Channel BPS Sumbar, Senin (4/5/2020).
Dengan begitu, kata Pitono, dari Januari hingga Maret 2020, secara komulatif nilai ekspor Sumbar mengalami peningkatan hingga USD383,91 juta atau naik sebesar 27,83 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara itu, barang yang nilainya paling besar diekspor pada Maret 2020 adalah lemak dan minyak hewan/nabati, yaitu sebesar USD116,55 juta. Selanjutnya diikuti oleh karet dan barang dari karet sebesar USD10,52 juta.
Negara yang memberikan peranan terbesar terhadap total ekspor Sumbar adalah India, yang berperan sebesar 28,14 persen pada periode Januari hingga maret 2020. Setelah itu, Amerika Serikat berperan sebesar 21,30 pada periode yang sama.
Baca juga: Covid-19 Sumbar, Wagub: Tugas Besar Memutus Local Transmission
Sisanya, Bangladesh 13,80 persen, Singapura 9,56 persen, Myanmar 2,11 persen, Spanyol 7,74 persen, Kenya 1,72 persen, Malaysia 1,67 persen, Turki 2,14 persen, Aljazair 0,88 persen dan negara lainnya 10,96 persen.
Sebaliknya, nilai impor Sumbar Bulan Maret 2020 terjadi penurunan sebesar 8,84 persen, dibanding impor Bulan Februari 2020, yaitu hanya mencapai USD21,38 juta.
Sedangkan, secara kumulatif nilai impor Sumbar periode Januari hingga Maret 2020 mencapai USD70,40 juta atau mengalami penurunan 37,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Golongan barang impor pada bulan Maret 2020 paling besar adalah bahan bakar mineral sebesar USD17,84 juta dan golongan produk keramik sebesar USD1,09 juta," tutur Pitono.
Sementara, negara pemasok impor bulan Maret 2020 terbesar adalah Singapura senilai USD12,93 juta atau sebesar 41,80 persen selama periode Januari hingga Maret 2020.
Sisanya, Malaysia 20,98 persen, Oman 2,69 persen, China 4,19 persen, Swdia 2,50 persen dan negara lainnya 27,84 persen.
"Nilai impor Sumbar senilai USD21,38 juta sebagian besar berasal dari pelabuhan bongkar Teluk Bayur," kata Pitono. [mfz]