Riyadh, Padangktia.com - Arab Saudi kembali melanjutkan rangkaian reformasi sosial dan ekonominya yang cukup dramatis, terutama bagi perempuan. Untuk pertama kalinya, negara kerajaan itu menunjuk seorang wanita sebagai rektor di salah satu universitas di negara itu.
Ialah Profesor Lilac Al Safa, yang dipercaya memimpin Electronic University Arab Saudi dan sekaligus mencatat sejarah sebagai wanita pertama yang menjabat posisi rektor di universitas dengan siswa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan di Kerajaan Arab Saudi.
Diberitakan Gulf News, Lilac adalah satu di antara lima akademisi yang disebut sebagai presiden baru universitas Arab Saudi setelah mendapat persetujuan kerajaan.
Ia merupakan lulusan Universitas Wollongong Australia dengan jurusan teknik perangkat lunak dan meraih gelar MSC dan doktor dalam ilmu komputer.
Ia memulai karirnya sebagai seorang staf pengajar di Universitas King Saud, kemudian bekerja sebagai Chief Executive Officer (CEO) selama lebih dari 20 tahun dalam pengembangan bisnis, konsultasi komersial, kepemimpinan strategis dan manajemen proyek.
Baca juga: Nenek Usia 106 Tahun di Arab Saudi Sembuh dari Covid-19
Dia juga merupakan manajer teknologi inkubator wanita dan bertanggung jawab untuk mengembangkan pusat kewirausahaan di departemen wanita dan ilmu kedokteran.
Selain itu, Lilac juga menjabat sebagai penasihat gubernur Otoritas Umum Saudi untuk Usaha Kecil dan Menengah dan konsultan untuk perencanaan, kualitas dan pengembangan di Saudi Electronic University.
Ahli perangat lunak ini telah mempresentasikan lebih dari 50 makalah penelitian untuk seminar dan publikasi di bidang-bidang seperti e-commerce dan kecerdasan buatan.
Awal tahun ini, wanita tersebut bekerja sebagai wakil presiden dan pejabat teknologi nasional di Microsoft.
Sebelumnya, Arab Saudi mengeluarkan izin kepada wanita untuk mengendarai mobil pada tahun 2018, setelah dilarang selama puluhan tahun.
Kemudian, Agustus 2019 lalu, perempuan Saudi diizinkan bepergian tanpa persetujuan penjaga laki-laki dan mengajukan paspor.
Raja Salman pekan lalu juga mengeluarkan dekrit yang mengangkat 13 wanita sebagai anggota dewan Komisi Hak Asasi Manusia Saudi. [*/try]