Simpang Empat, Padangkita.com - Lidi sawit menjadi salah satu usaha sebagai penggerak ekonomi masyarakat di tengah pandemi Corona di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar).
Demi memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat terus berupaya dan mencoba berbagai usaha untuk bisa mendapatkan uang, salah satunya dengan mengumpulkan lidi sawit.
Saat ini, lidi sawit dapat dijadikan sebagai alat pemberdayaan ekonomi masyarakat di tengah pandemi Corona, karena layak untuk diekspor.
Ajo Syafrizal, seorang pengepul lidi sawit di Pasaman Barat mengatakan, bahwa selama ini lidi sawit dibiarkan terbuang begitu saja, namun saat ini ia mulai mengajak masyarakat untuk mengubah mindset untuk membantu ekonomi keluarga.
"Padahal, lidi sawit ini sangat bernilai, karena salah satu produk yang bisa diekspor. Saya rasa ini merupakan satu peluang yang bisa dimanfaatkan masyarakat di tengah pandemi Covid-19," ujar Ajo, Selasa (22/6/2021).
Menurut Ajo, sejak 3,5 bulan ini ia menjajaki usaha sebagai pengepul lidi sawit yang selama ini terpinggirkan dan terbuang begitu saja.
"Saat ini masyarakat bisa mengumpulkan lidi sawit kering dan dihargai Rp2.000 sampai Rp2.500 ribu per kilo. Namun, yang terpenting lidi sawitnya kering dan tidak melepuh dengan ukuran 70 sampai 85 centimeter," jelasnya.
Selain itu, usaha yang ditekuninya itu juga berdampak terhadap pengurangan pengangguran. Bahkan, Ajo telah mempekerjalam sebanayak 25 orang sebagai peraut lidi pelepah kelapa sawit.
"Rata-rata satu orang meraut lidi dengan manual mampu mengumpulkan 10 sampai 15 kilogram. Untuk satu kilogram lidi itu banyaknya sekitar 250 sampai 300 batang lidi," ucapnya.
Artinya, satu orang bisa menghasilkan Rp37.500 dengan kerja sambilan. Apalagi, hal itu akan semakin banyak bisa dikerjakan apabila menggunakan alat yang bisa memisahkan lidi dengan daunnya.