Jakarta, Padangkita.com - Varian omicron belum usai, kini ada lagi varian baru Covid-19. Varian virus Corona terbaru itu menyebar di Amerika Serikat (AS). Varian ini dikabarkan 1,5 kali lebih cepat menular dibandingkan varian Omicron.
Sebanyak 12 pasien di sebagian bagian AS terkonfirmasi telah terinfeksi varian baru ini. Hampir setengah dari negara bagian AS telah mengkonfirmasi keberadaan BA.2 dengan setidaknya 127 kasus yang diketahui secara nasional pada hari Jumat, menurut basis data global yang melacak varian Covid.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit alias The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dalam sebuah pernyataan mengatakan meskipun BA.2 telah meningkat secara proporsional dengan strain omicron asli di beberapa negara, saat ini beredar pada tingkat yang rendah di AS.
Menurut Statens Serum Institut, yang melakukan pengawasan penyakit menular untuk Denmark menyebut subvarian virus corona ini 1,5 kali lebih mudah cepat menular dibandingkan dengan strain Omicron yang asli yang disebut sebagai BA.1
Kendati demikian, Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengungkapkan, varian virus corona yang lebih cepat menular dari Omicron ini tidak lebih parah dari varian Omicron dan tidak mengurangi efektivitas vaksin.
"Saat ini tidak ada bukti bahwa garis keturunan BA.2 lebih parah daripada garis keturunan BA.1," ujar juru bicara CDC, Kristen Nordlund, dikutip dari CNBC, Minggu (30/1/2022).
BA.2 menyalip omicron asli sebagai varian dominan di Denmark selama beberapa minggu, kata Troels Lillebaek, ketua komite negara Skandinavia yang melakukan pengawasan varian Covid.
BA.1 dan BA.2 memiliki banyak perbedaan dalam mutasi mereka di bidang yang paling penting. Faktanya, perbedaan antara BA.1 dan BA.2 lebih besar daripada perbedaan antara 'strain liar' asli dan varian Alpha, yang merupakan mutasi besar pertama yang berakar di seluruh dunia.
Baca Juga : Kasus Omicron RI Nanjak, Ini Jenis Masker Paling Dianjurkan Pemerintah
Varian BA.2 memiliki lima mutasi unik pada bagian penting dari protein lonjakan yang digunakan virus untuk menempel pada sel manusia dan menyerang mereka, kata Lillebaek kepada CNBC. Mutasi pada bagian lonjakan ini, yang dikenal sebagai domain pengikatan reseptor, sering dikaitkan dengan transmisibilitas yang lebih tinggi. [*/Pkt]