Kucing Emas Langka Mati Saat Dirawat di Kebun Binatang Bukittinggi

Berita Bukittinggi, Kucing Emas Langka Mati Di Bukittinggi, Kucing Emas Langka Mati Saat Dirawat di Kebun Binatang Bukittinggi, Satwa Langka mati

Seekor kucing emas jantan berusia empat tahun dinyatakan mati setelah menjalani perawatan di klinik Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) atau Kebun Binatang Bukitinggi, Kamis (18/6/2020). (Foto: And)

Bukittinggi, Padangkita.com - Seekor kucing emas jantan berusia empat tahun dinyatakan mati setelah menjalani perawatan di klinik Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) atau Kebun Binatang Bukitinggi, Kamis (18/6/2020).

Sebelumnya, kucing langka itu dievakuasi oleh tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Bukittinggi dari perkebunan milik warga di hutan Sungai Dareh Pauah, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Agam.

Satwa liar dilindungi dengan nama latin catopuma temminckii itu, meninggal akibat terserang ektoparasit caplak. Diperparah lagi, kondisi kesehatan kucing yang kian memburuk akibat luka pada kaki kiri bagian depan.

Sebelum menjalani perawatan di klinik TMSBK Bukittinggi, satwa yang masuk dalam kategori spesies kucing hutan itu, ditemukan BKSDA Resor Bukittinggi dalam kondisi terjerat trap babi yang dipasang warga.

“(Sudah) mati. Tadi pagi kata dokter hewan sudah mati. Analisisnya, selain luka kaki membusuk dan kian parah, juga terserang ektoparasit caplak,” kata Kepala BKSDA Resor Bukittinggi, Vera Chiko, Kamis (18/6/2020).

Baca juga: Malu Punya Anak di Luar Nikah, Pasangan Kekasih di Bukittinggi Ini Buang Bayinya

Dijelaskan Vera, ektoparasit caplak adalah parasit yang hidup di luar inangnya, di permukaan tubuh. Pada kasus kucing emas ini, banyak ditemukan parasit dan kutu pada bagian telinga dan tubuh. Meski sudah diberikan perawatan semaksimal mungkin, tetapi tetap tak bisa diselamatkan.

“Ektoparasit caplak banyak ditemukan di sekujur tubuh kucing emas ini. Mulai dari telinga sampai badannya. Kita sudah tangani semaksimal mungkin,” ujar Vera.

Kucing emas ini merupakan satu dari sembilan jenis kucing hutan. Dari sisi ukuran, kucing emas sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan macan dahan dan lebih besar dari kucing kampung biasa.

Lembaga internasional untuk konservaasi alam (IUCN) yang fokus menangani hewan-hewan terancam punah menyatakan, bahwa kucing emas ini berstatus near threatened atau rentan punah.

Bangkai kucing emas tersebut, saat ini suda dikubur di area sekitar klinik TMSBK Bukitinggi. [and/pkt]


Baca berita Padang terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Terima Kunjungan Komunitas Forest Guardian, Pemprov Sumbar Dukung Kampanye Lingkungan
Terima Kunjungan Komunitas Forest Guardian, Pemprov Sumbar Dukung Kampanye Lingkungan
Indonesia Vs Arab Saudi: Duel Seru di Lapangan, Sampah Plastik Jadi 'PR' Kita Semua
Indonesia Vs Arab Saudi: Duel Seru di Lapangan, Sampah Plastik Jadi 'PR' Kita Semua
Aspirasi Warga 4 Daerah Ini Terhubung Jalur Kereta Api, Mahyeldi: Kita Kaji Hidupkan Lagi
Aspirasi Warga 4 Daerah Ini Terhubung Jalur Kereta Api, Mahyeldi: Kita Kaji Hidupkan Lagi
Peserta Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Pesisir Selatan Studi Lapangan ke Bukittinggi
Peserta Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata Pesisir Selatan Studi Lapangan ke Bukittinggi
Mengenang Semangat Juang Bagindo Aziz Chan, Pemko Padang Gelar Ziarah dan Tabur Bunga
Mengenang Semangat Juang Bagindo Aziz Chan, Pemko Padang Gelar Ziarah dan Tabur Bunga
Konsep Kearifan Lokal Indonesia Penting untuk Demokrasi Lingkungan yang Inklusif
Konsep Kearifan Lokal Indonesia Penting untuk Demokrasi Lingkungan yang Inklusif