Padangkita.com - Untuk menyatukan pemahaman dan pemikiran, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS), Selasa (3/4/2018), digelar Rapat Kerja Komisi Pemilihan Umum Kota Bukittinggi dengan (PPK) dan (PPS), yang berlangsung Hall Balaikota, Gulai Bancah.
Ketua KPU Kota Bukittinggi Lemmasrizal mengatakan, setelah dilantik, inilah baru diadakan Rapat Kerja lengkap. Didalam rapat kerja inilah disatukan pemahaman dan pikiran terhadap kinerja dalam pelaksanaan Pemilu 2019 nanti.
"Rapat kerja ini memaparkan apa saja tugas yang harus dilakukan, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Termasuk hal yang dirasa penting dan pengalaman pelaksanaan Pemilu sebelumnya juga dibahas dalam rapat kerja ini," jelasnya.
Lemmasrizal menambahkan, pada pemilu dan pilres 2019 jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) diprediksi naik sebesar 60 persen, dari jumlah TPS pada Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) 2015 lalu, dengan jumlah TPS sebanyak 232. Maka pada pemilu dan pilres 2019 diprediksi naik menjadi 354 TPS.
"Di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS) dari 9 kelurahan dari sebelumnya jumlah TPS 90 diprediksi menjadi 138. Selanjutnya, Kecamatan Guguak Panjang (GP) dari 7 kelurahan dengan jumlah TPS 82 menjadi 124 TPS dan Kecamatan Aua Birugo Tigo Baleh (ABTB) dari 8 kelurahan dengan 60 TPS sebelumnya diprediksi naik menjadi 91 TPS," terangnya.
Lemmasrizal juga menyampaikan agar kepada PPK dan PPS di kota Bukittinggi untuk jeli dan teliti dalam setiap tahapan penyelenggara pemilu dan pilpres nanti di tahun 2019. Jangan sampai penyelenggara pemilu terlibat atau terindikasi kedalam partai politik, semuanya yang bersangkutan harus bebas dari hal demikian, jelasnya.
Sementara Kepala Kantor Kesbanglinmas Bukittinggi Aldiasnur mewakili Wali Kota mengatakan, tahapan Pemilu untuk tahun 2019 telah dimulai sejak saat ini. Itu perlu dipahami bersama.
"Pemko Bukittinggi berharap Pemilu dapat terlaksana dengan sukses. Baik dalam pembiayaan maupun dalam meningkatkan partisiasi masyarakat. karena Pemilu akan menunjukkan bagaimana bentuk pemerintahan kita kedepan. Pemilu juga menunjukkan adanya demokrasi yang selalu kita bangun di negara kita ini," terangnya.
Aldiasnur mengakui, mungkin kegiatan ini berulang yang juga telah dilaksakan pada pemilu sebelumnya. Namun tentu ada perbedaan yang terjadi tiap pemilu. Pembekalan hari ini akan menambah pengetahuan kita terhadap pemilu yang akan kita laksanakan. Masyarakat kita begitu kritis saat ini.
"Kepada Aparat Sipil Negara (ASN) diingatkan agar memiliki keterbatasan untuk ikut serta dalam pemilu. ASN tidak boleh memihak. Bahkan me-like status calon legislatif di media sosial saja dilarang, karena sebagai ASN itu harus jelas dan tidak memihak siapapun," tukasnya.
(Guspra Koto)