Padangkita.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan pengalamannya rumahnya pernah digusur. Hal itu terjadi pada tahun 70-an. Rumah tempat ia lahir itu digusur lantaran berada di pinggir kali. Akibatnya ia berserta keluarga harus menumpang hampir dua tahun di tempat kakak ibunya.
“Di sini ada yang pernah ngerasain digusur? Belum? Moga-moga ini jangan ada yang pernah digusur. Sedih gitu kalau ingat saya, sedih,” kata Jokowi saat menghadiri penyerahan Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Graha Insan Cita (GIC) Bakti Jaya, Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (12/2) sore sebagaimana dilansir Setkab.go.id.
Namun Jokowi bersyukur, orang tuanya yang dulu juga hidup di pinggir kali bisa membesarkan, menyekolahkan dirinya meskipun pontang-panting.
“Jangan ada yang takut untuk bermimpi anaknya bisa jadi menteri, anaknya bisa jadi presiden, bisa insyaallah,” tegas Jokowi.
Pendidikan Anak
Pada acara penyerahan bantuan Sosial PKH tersebut Jokowi menyampaikan, bahwa PKH & Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) adalah dalam rangka memberikan pertama urusan pendidikan anak.
Ia mengingatkan, jangan sampai dilupakan yang berkaitan dengan urusan pendidikan. “Jadi anggaran yang diberikan kepada ibu-ibu itu untuk membeli buku, boleh? Boleh. Untuk beli sepatu atau tas sekolah, boleh. Untuk beli seragam sekolah, boleh. Untuk bayar sekolah, boleh,” ujarnya.
Namun untuk beli (menunjuk baju dan perhiasan), menurut Jokowi, tidak boleh.
“Hati-hati, hati-hati. Anggaran ini sudah sejak awal memang diperuntukkan untuk kepentingan-kepentingan yang berkaitan dengan pendidikan, yang kedua gizi anak,” terang Jokowi.
Terutama ibu-ibu hamil itu, Jokowi meminta agar dirawat bayi yang masih dalam kandungan itu sebaik-baiknya dengan anggaran PKH. Hal ini karena, sambung Jokowi, sangat menentukan yang namanya anak dalam kandungan nanti sampai umur 5 tahun itu sangat menentukan dia akan sehat atau tidak, dia cerdas atau tidak.
Jokowi menekankan, agar penggunaan anggaran PKH itu tepat sasaran dan semuanya jelas. Sejauh ini saat dicek kepuasan terhadap BPNT, menurut Jokowi, sangat tinggi sekali. Karena itu, bisa tahun yang lalu itu dianggarkan Rp19 triliun untuk seluruh Indonesia, untuk tahun ini dianggarkan Rp34 triliun, atau hampir dua kali lipat.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Wali Kota Depok Mohammad Idris.