Padang, Padangkita.com - Kedatangan jemaah haji asal Limapuluh Kota di Asrama Haji Embarkasi Padang, Jumat (1/7/2022) diwarnai isak tangis. Lantunan salawat badar yang menyambut jemaah Kloter VIII Embarkasi Padang itu makin membuat suasana tambah haru.
Dua tahun tertunda tak bisa berangkat akibat Covid-19, kini kesempatan ke Tanah Suci itu datang juga. Suasana haru kebahagiaan itu juga yang dirasakan Elvi Susanti Karimik, 45 tahun, nomor manifes 135 asal Kabupaten Limapuluh Kota.
Terlebih lagi Elvi berangkat hanya bersama putranya, tanpa didampingi suami. Diketahui, putra kedua Elvi bernama Prasbianto Heris Timan merupakan jemaah termuda di Kloter VIII. Ia saat ini baru berusia 20 tahun 11 bulan.
Menurut pengakuan Elvi, suaminya yang bernama Heris Timan, belum bisa berangkat karena lebih mengutamakakan istri dan anaknya.
"Mungkin beliau (suami) punya alasan yang tidak bisa ia ungkapkan kepada kita. Hanya beliau dan Allah yang tahu. Mudah-mudahan setelah keberangkatan kita ke tanah suci ini terbuka hatinya untuk mendaftar haji," tutur Elvi.
Heris Timan yang punya usaha furnitur mendaftarkan haji istri dan anaknya tahun 2011 lalu. Saat itu, Pras putra keduanya berusia 10 tahun dan masih duduk di bangku kelas 4 SD.
Kini Pras kecil sudah beranjak dewasa dan berstatus mahasiswa semester 4 di Universitas Muhammadiyah Bukittinggi, Jurusan Ilmu Hukum.
Diakui Elvi yang didampingi ASN Kemenag Limapuluh Kota, keberangkatan ibu empat putra ini diwarnai kisah yang mengharukan.
Elvi sebagai jemaah cadangan, awalnya tidak terpanggil untuk berangkat, justru anaknya yang menerima panggilan dari Kemenag Limapuluh Kota. Karena menghargai mamaknya, panggilan Pras kepada ibunya, ia mengundurkan diri dan mengikhlaskan ibunya yang berangkat.
"Ini pilihan dan pertimbangan yang berat bagi keluarga besar. Ibuk saya (nenek Pras) memaksa saya untuk tetap berangkat. Namun saya berat hati karena ini porsi anak saya," cerita Elvi penuh haru.
Tapi Allah berkendak lain, empat hari sebelum keberangkatan jemaah Limapuluh Kota ke Embarkasi Padang, datang panggilan Kemenag untuk Pras berangkat ke Tanah Suci.
"Kami langsung sujud syukur, menangis dan terharu sekaligus bahagia. Ternyata doa doa kami selama satu minggu dijawab oleh Allah SWT. Saya dan anak saya diizinkan Allah berangkat ke Tanah Suci, secara bersamaan" ungkapnya.
Belum usai sampai di situ, koper untuk Pras juga berbeda dengan milik Elvi. Karena stok koper yang tersisa hanya koper tahun 2012 berwarna hijau sementara koper yang sekarang berwarna hitam.
Namun hal itu tidak jadi persoalan bagi Pras. Semua masalah sudah tertutupi dengan panggilan ke Tanah Suci. Hanya rasa haru dan bahagia yang menyelimuti hati Pras dan sang Ibunda.
"Alhamdulillah, kita merasa senang dan bahagia, karena sebagai jemaah cadangan belum ada kepastian berangkat. Namun kita tetap melaksanakan semua proses yang disarankan Kemenag," ulas Pras.
Sesampai di Tanah Suci, Pras ingin memanjatkan doa untuk bapaknya, semoga bisa segera ke Tanah Suci.
Pras bersama 138 jemaah Kloter VIII akan terbang ke Tanah Suci bersama jemaah Ujung Pandang (UPG) 19 Makassar, besok pada pukul 13.50 WIB dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menuju Jeddah.
Baca juga: Masa Tunggu Keberangkatan Haji hingga 90 Tahun, Ini Penjelasan Resmi Kemenag
Kedatangan jemaah haji Kloter VIII ini disambut Kakanwil Kemenag Sumbar diwakili Kabag TU, Miswan, Kabid PHU Joben, Kabid Papkis Naharuddin dan Kepala UPT Asrama Haji, Afrizen bersama seluruh PPIH dan P3IH Kanwil Kemenag Sumbar. [*/pkt]