Kisah Haji Asal Singkarak Tentang Perjalanan Haji Yang Mengerikan di Masa Lampau

Lampiran Gambar

Jemaah haji asal Painan, sekira tahun 1890. (Foto: http://media-kitlv.nl/)

Dari Jeddah, kapal bertolak pada hari Selasa sekira pukul 5 sore. Lima hari berlayar sampai di Aden, Yaman. Lalu bermalam satu malam di Aden.

Di tengah perjalanan mengarungi Samudera Hindia yang begitu luas, penderitaan menjadi cerita selanjutnya perjalanan para jamaah haji di kapal Samoa.

Selain hantaman badai yang berujung kematian selepas membongkar jangkar dari Pelabuhan Aden, para jamaah juga mendapatkan kenyataan, kondisi kapal yang memiriskan, jatah makanan dan minuman yang di sunat.

Untuk urusan makanan, misalnya. Jika Syeikh Joemaat yang diberi mandat mengelola perjalanan tersebut, mengatakan, ongkos 37 ringgit nantinya jemaah dapat minum kopi 2 kali yakni pagi dan sore, dapat makan nasi 2 kali, pagi dan sore.

Kenyataannya, cerita Haji Moesa, kopi hanya sekali pada pagi hari, dan itu pun jalang. Nasi tidak diatur sehingga terjadi perebutan. Siapa yang kuat dapat banyak, kalau yang lemah tidak dapat.

Dalam perebutan, ada yang terbakar oleh periuk panas.

“Saya sendiri terbakar tangan saja kena periuk yang panas,” ujarnya.

Persoalan lain yang cukup tidak manusiawi tentu saja tempat buang air besar. Haji Moesa mengisahkan, tempat buang air besar berupa kayu diletakkan saja di bagian pinggir kapal. Diikat dengan tali dan di dinding dengan goni-goni sebagai penutup. Jumlah terbatas, di samping penuh risiko karena bisa jatuh ke laut.

“Perempuan, orang tua dan yang sakit tidak berani ke sana. Sehingga memililih buang air saja di tempatnya, maka itu penuh berak di kapal,” tandas Haji Moesa.

Selain itu, gerak ombak Samudera Hindia yang terkenal ganas, merangsek ke dalam kapal. Sebab itu semua barang-barang jadi basah dan busuk di dalam kapal.

“Satu malam tergenang air sekira 1 kaki didalamnya, pagi-pagi sudah kering, sebab itu banyak sekali kerugian,” tutur Haji Moesa, seperti dikutip MGS. 4-11-1893 No. 2811, GB Ag. 2280/1895 (Biro Perjalanan Haji di Indonesia Masa Kolonial Agen Herklots dan Firma Alsegoff & Co).

Halaman:

Baca Juga

Tembus Pasar Internasional, Perusahaan Lokal Pariaman Ekspor 140 Ton Pinang ke India
Tembus Pasar Internasional, Perusahaan Lokal Pariaman Ekspor 140 Ton Pinang ke India
Pemprov akan Bangun Kantor MUI Sumbar Bertingkat 5 dengan Anggaran Rp24 Miliar
Pemprov akan Bangun Kantor MUI Sumbar Bertingkat 5 dengan Anggaran Rp24 Miliar
Bank Nagari Ingin Ikut Pembiayaan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Sanggup Rp500 Miliar
Bank Nagari Ingin Ikut Pembiayaan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Sanggup Rp500 Miliar
Survei Pilkada Limapuluh Kota
Survei Pilkada Limapuluh Kota
Vasko Ruseimy Kunjungi Rumah Gadang Mande Rubiah di Lunang Pesisir Selatan
Vasko Ruseimy Kunjungi Rumah Gadang Mande Rubiah di Lunang Pesisir Selatan
BPKH Apps Diluncurkan di Sumbar: Aplikasi Baru Tingkatkan Kualitas Layanan Haji
BPKH Apps Diluncurkan di Sumbar: Aplikasi Baru Tingkatkan Kualitas Layanan Haji