Padang, Padangkita.com - Putri Buya Hamka yang masih hidup, Azizah, mengisahkan kenangan yang ia alami bersama sang ayah. Salah satunya ketika pesawat yang Buya Hamka dan rombongan tumpangi untuk menunaikan ibadah haji "dicegat" usai mendarat di bandara Jeddah.
Azizah sendiri adalah anak ke-4 dari 10 anak Buya Hamka, dan anak perempuan pertama.
Kejadiannya, kata Azizah, sekitar tahun 1958. Saat itu, Azizah pergi menemani Buya Hamka—singkatan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah—yang juga didampingi tiga pejabat. Mereka adalah Menteri Dalam Negeri, Gubernur Sumatra Utara, dan, Gubernur Sumatra Selatan.
Tujuan Buya Hamka dan rombongan hendak menunaikan ibadah haji. Namun, usai pesawat mereka mendarat di bandara Jeddah, peristiwa mencengangkan terjadi.
"Ketika mendarat pesawat di Jeddah, pintu itu nggak dibuka-buka. Gelisah lah orang. Ada apa?" cerita Azizah, sebagaimana ditayangkan di kanal YouTube Denny Sumargo.
Setelah itu, lanjut Azizah, masuklah tiga laki-laki Arab berjubah. Mereka berkata tengah mencari Buya Hamka. Lalu, berdirilah Buya Hamka.
“Silakan tuan. Tuan jadi tamu raja," ujar perwakilan orang Arab itu ditirukan Azizah.
Raja Saud ternyata mengundang Buya Hamka sebagai tamu pribadi di istananya. Tak hanya itu, selama di Arab Saudi, Raja Arab Saudi juga memberi fasilitas istimewa kepada Buya Hamka dan rombongan.
Namun, Azizah berkisah, saat berada di Arab Saudi, dirinya dalam kondisi sakit. Untuk makan saja, kata dia, tidak bisa.
"Sampai-sampai ayah (Buya Hamka) bilang, nanti kamu meninggal di sini bagaimana Ayah nanti? Nanti ayah pulang sama siapa?" ujarnya.
Azizah tak tega melihat ayahnya sedih. Ia memaksa dirinya untuk makan dan terlihat sehat agar.
Ketidaktegaan itu tak dinyana telah mendorongnya untuk sehat.
Setelah kesehatannya pulih, Azizah ikut menemani sang ayah menunaikan ibadah haji mulai dari wukuf di Padang Arafah, tawaf, hingga sa'i.
Baca juga: Sejarah MUI dan Mundurnya Buya Hamka dari Ketua Umum Pertama
Buya Hamka tak hanya ulama besar, ia juga sastrawan yang punya banyak karya. Buya Hamka adalah pendiri dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama periode 1977-1981. [den/pkt]