Padang, Padangkita.com - Aida Ainun Balqis, 9 tahun, adalah peserta paling muda pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-28 di Sumatra Barat (Sumbar). Di usia yang masih anak-anak, putri datri Leni Fitriani, 46 tahun ini sudah menjadi penghafal Al-Quran 30 juz.
Aida, begitu sapaan siswi kelas 4 Sekolah Dasar di Ternate, Maluku Utara, ini. Kamis (19/11/2020) siang itu, ia tampak gembira sekali menunggu gilirannya tampil di final Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-28 tahun 2020, Sumatra Barat, cabang Hifzhil Quran 20 Juz.
"Yee...Alhamdulillaah," ujar gadis cilik itu sumringah sambil berlari girang kepelukan ibunya. "Aida sudah finger, dapat nomor 6," katanya kepada ibunya, sebagaimana dimuat di situs resmi Pemprov Sumbar.
Aida sangat gembira karena ia mendapat giliran ke-6 di babak final sesuai dengan urutannya sebagai anak keenam dari tujuh bersaudara.
Aida yang juga 13 besar dalam program TV Hafiz Indonesia 2020 ini, menjadi peserta satu-satunya yang masih di bawah 10 tahun. Namun ia tampak santai saja menjelang penampilannya di final. berbeda dengan peserta lainnya yang rata-rata sudah dewasa. Aida asyik sendiri bermain layaknya anak-anak seusianya.
Ketika ditanya pun, Aida yang bercita-cita kuliah di Turki dan menjadi dokter ini pun menjawab santai saja seadanya sambil terus bercanda dengan ibunya.
MTQ Nasional di Sumbar ini, menurut ibunya, Leni, merupakan MTQ Nasional yang pertama kali diikuti Aida. Sebelumnya Aida hanya ikut lomba tingkat Kota Ternate dan Provinsi Maluku Utara. Bahkan ia tidak menyangka Aida akan ikut, karena jadwal seleksi MTQ Maluku Utara bentrok dengan jadwal Hafiz Indonesia.
"Tapi ternyata sepulang dari Hafiz Indonesia, Aida dipanggil kembali hingga akhirnya bisa ikut sekarang ini," ungkap wanita berdarah Minang asal Bukittinggi ini.
Disinggung kiatnya membuat Aida bisa hafal Quran 30 Juz, menurut Leni, tidak ada kiat khusus. Aida baru belajar membaca Al-Quran setelah kelas 1 Sekolah Dasar. Dan, baru mulai menghafal setelah bacaan Al-Qurannya lancar.
Namun diakui Leni, ia tegas dalam melatih hafalan Aida.
"Saya sendiri yang melatih hafalannya atau murojaah. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah murojaah 5 juz. Kadang saya suka ribut dengan ayahnya yang ingin agar Aida lebih banyak waktu untuk bermain, tapi setelah saya coba ikuti, ternyata hafalannya banyak yang hilang," ungkap Leni.
"Sejak itu saya tidak pernah beri kelonggaran lagi. Walaupun dalam hati sebenarnya ada pertentangan batin, antara rasa sayang pada anak dengan keinginan menjadikan anak hafidzah. Tapi harus tega, demi kebaikan Aida," lanjutnya.
Terbukti setelah Aida menunjukkan prestasinya semua keluarga turut mendukung segala aktivitas Aida untuk menjadi seorang hafidzah.
Aida berpesan kepada para penghafal Quran agar tetap semangat dalam belajar Al-Quran.
Baca Juga: Sumbar Juara Umum MTQ Nasional ke-28, Gubernur: Kebanggaan Bagi Masyarakat Sumbar
"Semangat pencinta Quran bukanlah hanya di atas panggung tapi di setiap desah napas melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran. Murojaah sampai mati," ujar Aida lantang.
Usai perhelatan MTQ Nasional ini, Aida dan ibunya akan tetap berada di Sumbar selama seminggu. Selain melepas rindu pada kampung halaman, Aida juga ada jadwal syiar ke Taman Pendidikan Quran dan pondok pesantren yang ada di Sumbar. [pkt]