Padang, Padangkita.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) Supardi meminta maaf kepada masyarakat Sumbar terkait polemik renovasi rumah dinas Ketua DPRD Sumbar yang memakan biaya hingga Rp5,69 miliar.
“Kepada warga Sumbar, saya Supardi, atas nama pribadi dan pimpinan DPRD meminta maaf karena ini menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakat,” ujarnya saat konferensi pers di rumah dinas Ketua DPRD Sumbar, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Padang, Sabtu (21/8/2021) siang.
Dia berharap penjelasannya tersebut bisa menyelesaikan polemik yang muncul akibat hebohnya pemberitaan terkait renovasi rumah dinas Ketua DPRD Sumbar. Dia menerangkan sejak dihuninya November 2019, rumah dinas itu belum sekalipun direnovasi.
Furnitur dan perabot di dalam rumah dinas itu, kata dia, merupakan peninggalan dari ketua DPRD sebelumnya. Dia menjelaskan rumah dinas tersebut bukanlah kediaman dirinya pribadi bersama keluarga. Namun, adalah ruangan publik yang digunakan untuk pertemuan dengan tamu masyarakat dari berbagai daerah di Sumbar.
Ruang publik yang dimaksud, kata Supardi, terdiri dari dua lantai yang di dalamnya ada ruangan rapat dan di atasnya kamar tamu. Sementara di lantai paling atas direncanakan untuk shelter sebagai tempat evakuasi jika terjadi bencana tsunami.
“Jadi, sebenarnya pembangunan itu bukanlah renovasi. Tetapi pembangunan gedung baru karena gedung lama rusak dan tidak layak. Hanya saja nomenklaturnya adalah renovasi rumah dinas,” ungkapnya.
Dia menyampaikan selama ini banyak tamu yang datang hanya menginap di musala atau diinapkan di penginapan sekitar dengan biaya sendiri. Sebab, selama ini, Supardi tidak hanya bekerja di kantor DPRD, tetapi juga menerima tamu dari berbagai daerah hingga malam. Jadi, itulah sejumlah alasan pembangunan gedung itu karena untuk kebutuhan publik.
"Biaya Rp5.690.000.000. Pengusulannya sudah lama sebelum kami dilantik jadi ketua DPRD. Rumah yang dibangun di belakang itu terpisah dengan rumah dinas Ketua DPRD. Fungsinya pun berbeda," sampainya.
Adapun rumah pribadi saat ini yang dihuninya saat ini tidak ada dilakukan renovasi, meski sudah banyak kekurangan seperti banyak atap yang bocor. Bahkan dia memastikan sampai tahun 2022 nanti tidak ada niat dirinya untuk merenovasi rumah dinas.
“Bahkan, kalau disuruh saya mengosongkan rumah dinas sekalipun saya siap untuk keluar, tidak ada masalah bagi saya, mungkin bisa saja rumah ini dimanfaatkan untuk isolasi mandiri,” jelasnya. [fru/pkt]