Padang, Padangkita.com - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah terlihat sering memamerkan ke publik, bahwa ia tak patuh dengan Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19. Bahkan, hal itu diperlihatkan langsung melalui media sosial resmi (Facebook) miliknya, Mahyeldi Ansharullah.
Orang nomor satu di Sumbar itu seakan abai dengan penerapan prokes Covid-19 di tengah kasus positif Covid-19 yang terus bertambah dengan angka yang cukup tinggi.
Beberapa contoh kasus, pada 30 Juni 2021, Mahyeldi memposting beberapa foto yang memperlihatkan ia sedang berbincang dengan sejumlah jamaah usai salat Zuhur di Masjid Nailus Sa'adah Lubuk Buaya, Kota Padang.

Mahyeldi tengah berbincang dengan sejumlah jamaah usai salat Zuhur di Masjid Nailus Sa'adah Lubuk Buaya, Kota Padang. Foto ini diposting Mahyeldi di Facebooknya 30 Juni 2021. [Foto: FB Mahyeldi]
Sehari sebelumnya, Selasa (29/06/2021) penambahan kasus positif Covid-19 di Sumbar tercatat sebanyak 189 orang dengan angka pasien positif meninggal dunia juga tujuh orang.
Tak hanya sampai di situ, tanggal 4 Juli 2021, Mahyeldi kembali memposting foto dirinya yang hanya menggunakan masker di dagu, sementara lawan bicaranya, Bupati Kabupaten Solok Selatan, Khairunnas juga tak menggunakan masker secara baik dan benar. Masker yang digunakan Khairunnas tak menutup hidungnya.
Lebih parahnya lagi, pada 11 Juli 2021, Mahyeldi berkunjung ke Nagari Simarasok, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam. Kali ini, ia memposting sebuah video tengah memancing ikan.

Mahyeldi saat berkunjung ke Jorong V Patamuan Nagari Muaro Sungai Lolo Kecamatan Marpat Tunggul Selatan Kabupaten Pasaman. [Foto: FB Mahyeldi]
Dalam video itu, juga terlihat sebagian warga juga meniru gaya bermasker Mahyeldi, bahkan ada yang tidak menggunakan masker. Mereka terlihat sangat bahagia dalam video tersebut.
Padahal, sehari sebelumnya, yaitu pada 10 Juli 2021, Satgas Covid-19 Sumbar melaporkan penambahan sebanyak 762 kasus positif Covid-19. Di Kota Padang 356 kasus dan di Kabupaten Agam 82 kasus.
Saat itu, penambahan pasien positif Covid-19 meninggal dunia di Sumbar juga sangat tinggi, yaitu mencapai 18 orang.
PPKM Darurat di tiga kota di Sumbar saat itu juga tengah digalakkan, yaitu di Kota Padang, Bukittinggi dan Padang Panjang.

Mahyeldi saat berbincang dengan Bupati Solok Selatan, Khairunnas. [Foto: FB Mahyeldi]
Dokter Spesialis Telinga, Hidung dan Tenggorokan, Kepala dan Leher (THT-KL) itu mengatakan, bahwa orang nomor satu di Sumbar tersebut sama sekali tidak memberikan teladan terhadap masyarakat, apalagi ketika banyak rakyat yang terpapar Covid-19.
"Tega-teganya bapak selfie masker di dagu. Kadang, tanpa masker, muncul gambarmu. Saya mohon pada bapak panutan kami, tinggalkanlah gaya dan tampilan tidak sesuai prokes ini," ujar dr Farhan, Senin (26/7/2021).
Lalu, dr Farhan juga meminta agar Gubernur Sumbar fokus dalam menangani Covid-19. "Fokus bapak dan respon cepat. Susah kami lawan Covid-19 ini," ungkapnya.
Apalagi, kata dr Farhan, stok oksigen di sejumlah rumah sakit juga mulai menipis. "(Stok) oksigen mulai menipis, obat-obatan untuk Virus Corona kadang tiada, pasien mau dirawat di ICU Covid-19. Nunggu wafat baru bisa," jelasnya.
Lalu, dr Farhan juga mempertanyakan soal hati nurani pentolan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. "Mana empati bapak, kami rakyatmu. Angkat bendera putih, kami badoncek beli ventilator untuk bantu napas (pasien) klinis berat," imbuhnya.

Mahyeldi saat membahas peluang kerjasama terkait pengolahan sampah dengan perusahaan asal Inggris yang difasilitasi oleh Direktur Utama Microfinance Innovation Center for Resources and Alternatives (MICRA) Indonesia, Muhammad Alfi Syahrin. [Foto: FB Mahyeldi]
Tak hanya dr Farhan, Ahli Epidemiologi Universitas Andalas (Unand) Padang, Defriman Djafri juga sangat menyayangkan sikap Gubernur Sumbar tersebut.
"Sangat disayangkan, pejabat atau kepala daerah itu panutan, seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat dalam penerapan prokes ketika beraktivitas," ujarnya kepada Padangkita.com, Senin (26/7/2021).
Baca juga: Pesan Gubernur Mahyeldi di Tengah Pandemi: Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan
Dia menegaskan, untuk proses adaptasi yang benar dalam penerapan prokes itu, pimpinanlah yang menjadi contoh. "Kepala daerah harus menjadi contoh atau panutan," katanya. [mfz/fru/zfk]