Padang, Padangkita.com - Kementerian Agama (Kemenag) RI menjadikan kemandirian pesantren sebagai salah satu program prioritas tahun 2023.
Program ini diarahkan pada pembentukan pesantren sebagai Community Economy Hub.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sumatra Barat (Sumbar), Mahyuddin, mengatakan bahwa program ini bertujuan mewujudkan pesantren yang mandiri secara ekonomi dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai lembaga pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
"Pesantren selama ini kerap menjadi institusi yang terseret-seret oleh kepentingan yang tidak ada signifikansinya dengan fungsi pesantren. Hal tersebut dimungkinkan karena pesantren tidak memiliki kekuatan yang mandiri dalam ruang ekonomi," kata Mahyuddin, Jumat (15/12/2023).
Ia menjelaskan, dengan jumlah pesantren yang mencapai lebih dari 37.000 dengan empat juta santri aktif, pesantren memiliki potensi yang besar untuk menjadi kekuatan ekonomi. Namun, potensi tersebut belum dapat dioptimalkan secara maksimal.
"Dalam hal Kemandirian ekonomi, akan lebih mudah terwujud jika tercipta suatu sistem yang mendukung pesantren untuk saling menjalin relasi dalam membangun lini usaha," tuturnya.
Oleh karena itu, Kemenag Sumbar mendorong pembentukan Community Economy Hub Pesantren. Community Economy Hub Pesantren adalah ekosistem ekonomi pesantren yang saling terkoneksi, di mana setiap pesantren dapat saling bersinergi untuk meningkatkan perekonomiannya.
"Jika 37.000 pesantren ini menjadi titik-titik yang terhubungkan satu sama lain, maka cita-cita kita semua dalam membangun pesantren mandiri semakin dekat terwujud," ungkapnya.
Mahyuddin menambahkan, Community Economy Hub Pesantren diharapkan menjadi sebuah sistem untuk mencapai cita-cita bersama kalangan pesantren, di mana terjalin hubungan yang saling mendukung.
"Pesantren yang telah memiliki unit usaha kuat dapat mengajak pesantren lainnya agar turut meningkatkan ekonominya, sehingga terjadi interaksi untuk saling belajar dan memotivasi," tuturnya.
Selain itu, Kemenag Sumbar juga akan fokus melakukan evaluasi berkelanjutan pada Program Inkubasi Bisnis tahun-tahun sebelumnya.
Penekanannya terutama pada pentingnya pendampingan intensif terhadap usaha yang dijalankan pesantren.
"Kita juga perlu membentuk Sumber Daya Manusia yang memiliki jiwa enterpreneur dan siap membangun pesantren," kata Mahyuddin.
Pada tahun 2045, Indonesia akan mengalami peningkatan usia produktif atau bonus demografi. Oleh karena itu, santri harus turut mengambil peran dalam menghadapi tantangan tersebut.
Baca Juga: Kakanwil Kemenag Sumbar Sidak KUA Padang Barat, Pastikan Tak Ada Pungli
"Salah satu peran yang dapat dilakukan santri adalah dengan memahami segala ilmu menyangkut kewirausahaan sehingga siap dan mampu menghadapi tantangan dikemudian hari," pungkasnya. [*/hdp]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News