"Yang saya tahu, abang ini main judi kartu di kedai. Jadi, ada penggerebekan, abang ini lari. Sekitar dua bulan lalu. Beberapa rekannya tertangkap," ungkap Benni.
Sejak penggerebekan itu, lanjut Benni, Deki tak pernah pergi kemana-mana. Ia selalu di rumah dan pergi ke tempat kerja. Hanya sesekali Deki pergi ke rumah orang tuanya di Koto Baru, Sungai Pagu, Solok Selatan.
"Abang ini tidak pernah kemana-mana, kalaupun dia DPO, kan polisi bisa datang ke rumah atau mengirim surat ke rumah," imbuhnya.
Selama ini, jelas Benni, ia mengenal Deki merupakan orang baik dan peduli dengan keluarga. Deki juga tidak pernah berbuat jahat kepada orang di sekelilingnya.
Terkait isu bahwa Deki preman, menurut Benni memang benar. Namun, Deki telah berubah sejak menikah.
Sementara itu, keterangan dari polisi, kata Benni, Deki tidak hanya DPO kasus perjudian, namun juga terlibat kasus pemerasan dan pemalakan dan disebut telah meresahkan masyarakat.
"Kalau preman dia masa muda mungkin nakal dan segala macam. Sejak sudah berkeluarga beranak dan sudah mau bercucu, sepertinya dia tidak pernah mengganggu orang, itulah kenyataannya orang "sumando" kami ini," ucap Benni.
Baca juga: Ditembak Mati Polisi di Sungai Pagu, Keluarga Bantah DC Lawan Petugas dengan Sajam
Sebelum ditembak mati polisi, jelas Benni, Deki tercatat sebagai saslah seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta di Solok Sealatan.
"Deki ini kesehariannya tinggal di rumah istrinya di kampung Palak. Tapi, sesekali dia pulang ke rumah orang tuanya di Koto Baru, karena orang tuanya sudah tua juga," kata Benni. [zfk]