Kecepatan Angin Mencapai 60 KM/Jam, Belasan Pohon Tumbang di Padang

Angin Kencang. Padang: Baca Padangkita.com

Petugas kepolisian dari Unit BM Satlantas Polresta Padang di lokasi pohon tumbang Jalan Patimura membantu mengatur lalu lintas dan membersihkan pohon tumbang bersama tim dari BPBD Padang.

Padang, Padangkita.com - Angin kencang yang melanda Kota Padang beberapa hari terakhir menyebabkan belasan pohon tumbang di beberapa kecamatan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meterologi Minangkabau menyatakan, kecepatan angin dapat mencapai 30 Knots atau 50-60 km/jam.

Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, tanggal 21-22 Februari 2020, di Padang ada 13 pohon tumbang. Ada lima pohon tumbang di kawasan Padang Timur, tiga pohon tumbang di kawasan Padang Barat, dua pohon tumbang di Padang Selatan.

Selain itu ada masing-masing satu pohon tumbang di Kecamatan Nanggalo, Pauh dan Koto Tangah.

Kepala BPBD Kota Padang, Barlius mengimbau warga agar hati-hati, terutama bagi yang rumahnya berdekatan dengan pohon besar. "Jangan parkirkan kendaraan dekat pohon besar, lalu kalau ada pohon besar dekat rumah agar diantisipasi," ujarnya kepada Padangkita.com, Sabtu (22/2/2020).

Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau, Sakimin memaparkan, Sejak Kamis (20/2/2020), BMKG Stasiun Meterologi Minangkabau mengamati telah terjadi fenomena angin kencang di wilayah Sumatera Barat terutama di bagian barat Bukit Barisan.

"Berdasarkan data, kecepatan angin dapat mencapai 30 Knots atau 50-60 km/jam. Kondisi angin terjadi diiringi dengan cuaca cerah dan umumnya terjadi pada saat pagi hingga menjelang siang hari," ujarnya.

Hasil analisa BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau terkait fenomena angin kencang dan cuaca cerah tersebut karena adanya pengaruh angin timur laut di Sumatera Barat yang bergerak ke pusat tekanan rendah di Samudera Hindia.

Angin timur laut ini setelah melewati Bukit Barisan bersifat panas dan kering, sehingga menimbulkan pola inversi udara di lapisan atas atmosfer.

Hasil pengamatan Udara Lapisan Atas Stasiun Meteorologi Minangkabau menunjukkan terjadi proses pemanasan di lapisan 950mb yang menimbulkan inversi suhu udara atau suhu udara lapisan atas di atmosfer relatif lebih hangat dibanding di permukaan.

Hal ini menyebabkan terdapat proses pergerakan udara turun atau subsidensi, yang meningkatkan kecepatan angin turun terutama di lereng-lereng perbukitan hingga dataran rendah.

Selain itu, arus udara subsidensi ini juga tidak mendukung proses pertumbuhan awan-awan sehingga kondisi cuaca di Sumatera Barat cenderung Cerah.

"Potensi angin kencang ini dapat bertahan hingga dua hari ke depan. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai pohon-pohon lapuk dan tua, objek rapuh karena dapat berpotensi tumbang dan menimbulkan kerugian materil dan jiwa," imbau Sakimin melalui keterangan tertulis yang diterima Padangkita.com.

Di sisi lain, Sakimin juga meminta warga mewaspadai kebakaran lahan. "Kelembaban udara yang cenderung kering disertai angin yang kencang meningkatkan kemudahan potensi kebakaran dan percepatan sebaran kebakaran lahan," ingatnya. (pkt-04)


Baca berita Padang terbaru hanya di Padangkita.com

Baca Juga

Alat Peringatan Dini Galodo Berbasis Komunitas di Sumbar Dipasang Tahun Ini, Begini Cara Kerjanya
Alat Peringatan Dini Galodo Berbasis Komunitas di Sumbar Dipasang Tahun Ini, Begini Cara Kerjanya
Usai Bertemu Kepala BMKG, Mahyeldi Imbau Masyarakat Jauhi Zona Merah Banjir-Longsor
Usai Bertemu Kepala BMKG, Mahyeldi Imbau Masyarakat Jauhi Zona Merah Banjir-Longsor
Anomali Cuaca, Ketua DPD RI Minta Pemda Koordinasi Mitigasi dengan BRIN dan BMKG
Anomali Cuaca, Ketua DPD RI Minta Pemda Koordinasi Mitigasi dengan BRIN dan BMKG
Pesantren Ramadan di Padang Diluncurkan, Diikuti 87.304 Pelajar di 1.800 Masjid - Musala
Pesantren Ramadan di Padang Diluncurkan, Diikuti 87.304 Pelajar di 1.800 Masjid - Musala
Gempa Pagi Hari Kejutkan Warga Sumbar, Ternyata Selama Januari 2024 Terjadi 87 Kali
Gempa Pagi Hari Kejutkan Warga Sumbar, Ternyata Selama Januari 2024 Terjadi 87 Kali
Tren Gempa Bumi di Indonesia terus Meningkat, Mitigasi harus Diperkuat
Tren Gempa Bumi di Indonesia terus Meningkat, Mitigasi harus Diperkuat